SYAIR
Pengertian Syair, Kata syair dalam bahasa indonesia,
mempunyai kesamaan dalam bahasa Arab Syair yang mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Setiap bait terdiri atas emapt larik
2. Setiap larik terdiri atas empat atau lima kata
3. Setiap larik terdiri atas terdiri atas delapan sampai duabelas suku kata
4. Bersajak aaaa
5. Seluruh bait berupa isi
6. Tidak terdapat sampiran
7. Isi syair berupa nasihat,petuah,dongeng,cerita,keagamaan atau kepercayaan.
Perhatikan contoh syair berikut:
Syair Bidasari
Dengarlah kisah suatu riwayat
Raja di desa negeri Kembayat
Dikarang fakir dijadikan hikayat
Dibuatkan syair serta berniat
Adalah raja sebuah negeri
Sultan Agus bijak berseri
Asalnya baginda raja yang bahari
Melimpahkan pada dagang biaperi (pedagang)
Khabarnya orang empunya termasa
Baginda itulah raja perkasa
Tiadalah ia merasa susah
Entahlah kenapa esok dam lusa
Seri paduka Sultan bestari,
Setelah ia sudah beristri
Beberapa bulan beberapa hari
Hamillah putri permaisuri
Demi ditentang duli mahkota (debu , pergi, berjalan kaki)
Mangkinlah hati bertambah cinta
Laksana mendapat bukit permata
Menentang istrinya hamil serta
Beberapa lama di dalam kerajaan
Senantiasa ia bersuka-sukaan
Datanglah masa beroleh kedukaan
Baginda meninggalkan tahta kerajaan.
Datanglah kepada suatu masa
Melajanglah unggas dari angkasa (bin bersayap)
Unggas garuda burung perkasa
Menjadi negeri rusak binasa
Datang menyambar suaranya bahana
Gemparlah sekalian mulia dan hina
Seisi negeri gundah gulana
Membawa dirinya barang ke mana
Baginda pun sedang dihadap orang
Mendengarkan gempar seperti perang
Bertitah baginda raja yang garang
Gempar ini apakah kurang
1. Setiap bait terdiri atas emapt larik
2. Setiap larik terdiri atas empat atau lima kata
3. Setiap larik terdiri atas terdiri atas delapan sampai duabelas suku kata
4. Bersajak aaaa
5. Seluruh bait berupa isi
6. Tidak terdapat sampiran
7. Isi syair berupa nasihat,petuah,dongeng,cerita,keagamaan atau kepercayaan.
Perhatikan contoh syair berikut:
Syair Bidasari
Dengarlah kisah suatu riwayat
Raja di desa negeri Kembayat
Dikarang fakir dijadikan hikayat
Dibuatkan syair serta berniat
Adalah raja sebuah negeri
Sultan Agus bijak berseri
Asalnya baginda raja yang bahari
Melimpahkan pada dagang biaperi (pedagang)
Khabarnya orang empunya termasa
Baginda itulah raja perkasa
Tiadalah ia merasa susah
Entahlah kenapa esok dam lusa
Seri paduka Sultan bestari,
Setelah ia sudah beristri
Beberapa bulan beberapa hari
Hamillah putri permaisuri
Demi ditentang duli mahkota (debu , pergi, berjalan kaki)
Mangkinlah hati bertambah cinta
Laksana mendapat bukit permata
Menentang istrinya hamil serta
Beberapa lama di dalam kerajaan
Senantiasa ia bersuka-sukaan
Datanglah masa beroleh kedukaan
Baginda meninggalkan tahta kerajaan.
Datanglah kepada suatu masa
Melajanglah unggas dari angkasa (bin bersayap)
Unggas garuda burung perkasa
Menjadi negeri rusak binasa
Datang menyambar suaranya bahana
Gemparlah sekalian mulia dan hina
Seisi negeri gundah gulana
Membawa dirinya barang ke mana
Baginda pun sedang dihadap orang
Mendengarkan gempar seperti perang
Bertitah baginda raja yang garang
Gempar ini apakah kurang
Demi mendengar titah baginda
Berdatang sembah suatu biduanda (hamba raja / suruhan raja)
Daulat tuanku duli seri pada
Patik sekalian diperhambat garuda (budak belian, hamba)
Setelah baginda mendengarkan sembah
Durja yang manis pucat berubah
Menteri pun bangkit dada ditebah
Bertambahlah baginda hati gelabah (kemenangan)
................................
Tema : Syair Bidasari tersebut mengisahkan Raja Kembayat beserta permaisurinya meninggalkan negaranya karena diserang Garuda,dalam pengembaraannya sang permaisuri melahirkan di hutan, karena tidak sempat membawa anaknya, maka bayi itu pun ditinggalkan di hutan, Beruntung bayi tersebut ditemukan oleh seorang saudagar,dan diberi nama Bidasari, Setelah besar Bidasari dijadikan istri oleh raja Indrapura. Akhirnya diketahui bahwa Bidasari,adalah tidak lain anaknya sendiri.
Amanat Syair :
1. Hendaknya kita jangan sampai melupakan tanggung jwb,walaupun keadaan segenting apapun.
2. Kepada anak ,hendaknya jangan sampai kita lalaikan
3. pikir dahulu sebelum berbuat
4. Hendaknya kita menyayangi anak kita
Unsur itu meliputi tema, isi, pesan,
rima, jumlah suku kata, jumlah baris, dan jumlah bait.
Tentukan unsur- unsur
syair di bawah ini !
1. SYAIR PENUTUP MALAM
Malampun telah semakin larut,
cahaya bulan mulai meredup,
bermohon hamba hai pemilik hidup,
janganlah iman kan tercerabut.
Usia hamba makin bertambah,
maut kan datang tak bisa raba,
hamba bermohon hamba menyembah,
bertambah hari bertambah tabah.
Malaikat maut-Mu pasti kan datang,
walau tiada hamba mengundang,
berharap saat mati menghadang,
indah bagi-Mu hamba di pandang.
...........................................
Malampun telah semakin larut,
cahaya bulan mulai meredup,
bermohon hamba hai pemilik hidup,
janganlah iman kan tercerabut.
Usia hamba makin bertambah,
maut kan datang tak bisa raba,
hamba bermohon hamba menyembah,
bertambah hari bertambah tabah.
Malaikat maut-Mu pasti kan datang,
walau tiada hamba mengundang,
berharap saat mati menghadang,
indah bagi-Mu hamba di pandang.
...........................................
2.
SYAIR TENGAH MALAM II
Tidur-tidurlah wahai sang mata,
jangan membawa hati yang patah,
berharap besok hidup dipinta,
tuk ajarkan ilmu walau sepatah.
Tidur-tidurlah anakku sayang,
besok harapan luas membentang,
bagaikan layar telah terkembang,
hadapi tabah ombak gelombang.
Tidur-tidurlah buah hatiku,
jangan dibawa hati yang pilu,
besok kan masih ada sang waktu,
bahagia telah hadir menunggu.
Tidur-tidurlah wahai sang mata,
jangan membawa hati yang patah,
berharap besok hidup dipinta,
tuk ajarkan ilmu walau sepatah.
Tidur-tidurlah anakku sayang,
besok harapan luas membentang,
bagaikan layar telah terkembang,
hadapi tabah ombak gelombang.
Tidur-tidurlah buah hatiku,
jangan dibawa hati yang pilu,
besok kan masih ada sang waktu,
bahagia telah hadir menunggu.
3.
SYAIR PENUTUP MALAM-III
Heningnya malam semakin terasa,
teringat hamba segala dosa,
tuk istiqamah hamba tak bisa,
didalam hidup tertanam asa.
Wahai Ilahi tujuan hamba,
hanya pada-Mu kami menyembah,
berilah waktu untuk bertaubah,
sebelum malaikat penjemput tiba.
Dimalam ini hamba bermohon,
diri yang lemah mohon dituntun,
supaya kelak sudi Kau himpun,
bersama mereka yang dapat ampun.
Heningnya malam semakin terasa,
teringat hamba segala dosa,
tuk istiqamah hamba tak bisa,
didalam hidup tertanam asa.
Wahai Ilahi tujuan hamba,
hanya pada-Mu kami menyembah,
berilah waktu untuk bertaubah,
sebelum malaikat penjemput tiba.
Dimalam ini hamba bermohon,
diri yang lemah mohon dituntun,
supaya kelak sudi Kau himpun,
bersama mereka yang dapat ampun.
4.
SYAIR PENUTUP MALAM IV
sebagian hamba-Mu telah bersiap tuk bangun tahajud,
udara malam membuat kulit hamba mengeriput,
dan...diri telah berjalan setapak mendekati maut.
Dalam sunyi mencekam airmata mencucur,
betapa hidup hamba kurang bersyukur,
terhadap nikmat-Mu banyaklah kufur,
padahal tiada yang dibawa kelak ke dalam kubur.
Contoh
menentukan unsur syair
Syair
malam jum’at
Malam
ini malam Jum’at
Saatnya saling memberi taujihat
Ucapan lembut bertabur nasihat
Agar hidup menjadi berkat
Saatnya saling memberi taujihat
Ucapan lembut bertabur nasihat
Agar hidup menjadi berkat
Tahukah engkau sebab malas ibadat
Berucap baik kau tak semangat
Tak kuasa berdiri shalat
Apalagi membayar zakat
Itu karena bisikan syaithan terlaknat
Dan kepada Rabb engkau bermaksiat
Bila qalbu tak kau beri obat
Lama-lama jalanmu sesat
Tanpa taqwa dosa melekat
Hati pun kotor menghitam pekat
Karena itu bertobat cepat
Tak tahu kita maut t’lah dekat
Tema :
keimanan/ ketaqwaan /ketuhanan
Isi :
Kegiatan tausyiah pada malam Jum’at untuk saling berwasiat agar hidup ini mengan
dung manfaat. Jika seseorang malas beribadah
maka tidak bisa mengucapkan perka
taan yang baik,
sholat pun bermalas-malasan apalagi menunaikan zakat. Semua itu a –
dalah bujukan syaiton yang menjadikan qolbu
menuju jalan kesesatan. Jika seseorang
tidak bertaqwa maka qolbu semakin kotor, maka segeralah
bertobat sebab kematian
akan semakin dekat.
Pesan/amanat :
1. Kita harus senantiasa berwasiat tentang kebenaran dan kebaikan dengan perkataan
Yang baik . al Asr
2. Kita harus rajin beribadah, terutama
sholat dan zakat
3.jangan mengikuti perbuatan
syaiton,sesungguhnya syaiton menempuh jalankesesatan
4.Bersegeralah membersihkan hati kita dengan
bertobat karena kematian sewaktu –
waktu akan menjemput .
Rima/sajak
: rima pada pertengahan baris tidak begitu nampak, bersajak aaaa pada
akhir baris.
jumlah suku kata : 8 –
12 standar persyarataan syair
jumlah baris : tiap bait terdiri 4 baris, sudah sesuai
syarat syair
nada/tone : mengingatkan ,menasihati/memberikan
nasihat.
Saat kematian datang dengan cepat
Tahulah kita semua terlambat
Tersiksa dingin wajah memucat
Nyawa pun dicabut oleh malaikat
Masukkah kita mukmin mukminat
Atau terjerembab ke azab dahsyat
Putus asa kita di saat sekarat
Menatap kosong menanti akhirat
Inilah ucapan dan pesan yang singkat
Ku berharap menjadi pengingat
Hidayah itu anugerah dan nikmat
Dari Allah yang penuh rahmat
SYAIR PERAHU
Inilah gerangan suatu madah
mengarangkan syair terlalu indah,
membetuli jalan tempat berpindah,
di sanalah i'tikat diperbetuli sudah
Wahai muda kenali dirimu,
ialah perahu tamsil tubuhmu,
tiadalah berapa lama hidupmu,
ke akhirat jua kekal diammu.
Hai muda arif-budiman,
hasilkan kemudi dengan pedoman,
alat perahumu jua kerjakan,
itulah jalan membetuli insan.
Perteguh jua alat perahumu,
hasilkan bekal air dan kayu,
dayung pengayuh taruh di situ,
supaya laju perahumu itu
Sudahlah hasil kayu dan ayar,
angkatlah pula sauh dan layar,
pada beras bekal jantanlah taksir,
niscaya sempurna jalan yang kabir.
Perteguh jua alat perahumu,
muaranya sempit tempatmu lalu,
banyaklah di sana ikan dan hiu,
menanti perahumu lalu dari situ.
Muaranya dalam, ikanpun banyak,
di sanalah perahu karam dan rusak,
karangnya tajam seperti tombak
ke atas pasir kamu tersesak.
Ketahui olehmu hai anak dagang
riaknya rencam ombaknya karang
ikanpun banyak datang menyarang
hendak membawa ke tengah sawang.
Muaranya itu terlalu sempit,
di manakan lalu sampan dan rakit
jikalau ada pedoman dikapit,
sempurnalah jalan terlalu ba'id.
Baiklah perahu engkau perteguh,
hasilkan pendapat dengan tali sauh,
anginnya keras ombaknya cabuh,
pulaunya jauh tempat berlabuh.
Lengkapkan pendarat dan tali sauh,
derasmu banyak bertemu musuh,
selebu rencam ombaknya cabuh,
La ilaha illallahu akan tali yang teguh.
Barang siapa bergantung di situ,
teduhlah selebu yang rencam itu
pedoman betuli perahumu laju,
selamat engkau ke pulau itu.
La ilaha illallahu jua yang engkau ikut,
di laut keras dan topan ribut,
hiu dan paus di belakang menurut,
pertetaplah kemudi jangan terkejut.
Laut Silan terlalu dalam,
di sanalah perahu rusak dan karam,
sungguhpun banyak di sana menyelam,
larang mendapat permata nilam.
Laut Silan wahid al kahhar,
riaknya rencam ombaknya besar,
anginnya songsongan membelok sengkar
perbaik kemudi jangan berkisar.
Itulah laut yang maha indah,
ke sanalah kita semuanya berpindah,
hasilkan bekal kayu dan juadah
selamatlah engkau sempurna musyahadah.
Silan itu ombaknya kisah,
banyaklah akan ke sana berpindah,
topan dan ribut terlalu 'azamah,
perbetuli pedoman jangan berubah.
Laut Kulzum terlalu dalam,
ombaknya muhit pada sekalian alam
banyaklah di sana rusak dan karam,
perbaiki na'am, siang dan malam.
Ingati sungguh siang dan malam,
lautnya deras bertambah dalam,
anginpun keras, ombaknya rencam,
ingati perahu jangan tenggelam.
Jikalau engkau ingati sungguh,
angin yang keras menjadi teduh
tambahan selalu tetap yang cabuh
selamat engkau ke pulau itu berlabuh.
Sampailah ahad dengan masanya,
datanglah angin dengan paksanya,
belajar perahu sidang budimannya,
berlayar itu dengan kelengkapannya.
Wujud Allah nama perahunya,
ilmu Allah akan [dayungnya]
iman Allah nama kemudinya,
"yakin akan Allah" nama pawangnya.
"Taharat dan istinja'" nama lantainya,
"kufur dan masiat" air ruangnya,
tawakkul akan Allah jurubatunya
tauhid itu akan sauhnya.
Salat akan nabi tali bubutannya,
istigfar Allah akan layarnya,
"Allahu Akbar" nama anginnya,
subhan Allah akan lajunya.
"Wallahu a'lam" nama rantaunya,
"iradat Allah" nama bandarnya,
"kudrat Allah" nama labuhannya,
"surga jannat an naim nama negerinya.
Karangan ini suatu madah,
mengarangkan syair tempat berpindah,
di dalam dunia janganlah tam'ah,
di dalam kubur berkhalwat sudah.
Kenali dirimu di dalam kubur,
badan seorang hanya tersungkur
dengan siapa lawan bertutur?
di balik papan badan terhancur.
Di dalam dunia banyaklah mamang,
ke akhirat jua tempatmu pulang,
janganlah disusahi emas dan uang,
itulah membawa badan terbuang.
Tuntuti ilmu jangan kepalang,
di dalam kubur terbaring seorang,
Munkar wa Nakir ke sana datang,
menanyakan jikalau ada engkau sembahyang.
Tongkatnya lekat tiada terhisab,
badanmu remuk siksa dan azab,
akalmu itu hilang dan lenyap,
tanpa ada tujuan yg tetap,
Munkar wa Nakir bukan kepalang,
suaranya merdu bertambah garang,
tongkatnya besar terlalu panjang,
cabuknya banyak tiada terbilang.
Kenali dirimu, hai anak dagang!
di balik papan tidur telentang,
kelam dan dingin bukan kepalang,
dengan siapa lawan berbincang?
La ilaha illallahu itulah firman,
Tuhan itulah pergantungan alam sekalian,
iman tersurat pada hati insan,
siang dan malam jangan dilalaikan.
La ilaha illallahu itu terlalu nyata,
tauhid ma'rifat semata-mata,
memandang yang gaib semuanya rata,
lenyapkan ke sana sekalian kita.
La ilaha illallahu itu janganlah kaupermudah-mudah,
sekalian makhluk ke sana berpindah,
da'im dan ka'im jangan berubah,
khalak di sana dengan La ilaha illallahu.
La ilaha illallahu itu jangan kaulalaikan,
siang dan malam jangan kau sunyikan,
selama hidup juga engkau pakaikan,
Allah dan rasul juga yang menyampaikan.
La ilaha illallahu itu kata yang teguh,
memadamkan cahaya sekalian rusuh,
jin dan syaitan sekalian musuh,
hendak membawa dia bersungguh-sungguh.
La ilaha illallahu itu kesudahan kata,
tauhid ma'rifat semata-mata.
hapuskan hendak sekalian perkara,
hamba dan Tuhan tiada berbeda.
La ilaha illallahu itu tempat mengintai,
medan yang kadim tempat berdamai,
wujud Allah terlalu bitai,
siang dan malam jangan bercerai.
La ilaha illallahu itu tempat musyahadah,
menyatakan tauhid jangan berubah,
sempurnalah jalan iman yang mudah,
pertemuan Tuhan terlalu susah
mengarangkan syair terlalu indah,
membetuli jalan tempat berpindah,
di sanalah i'tikat diperbetuli sudah
Wahai muda kenali dirimu,
ialah perahu tamsil tubuhmu,
tiadalah berapa lama hidupmu,
ke akhirat jua kekal diammu.
Hai muda arif-budiman,
hasilkan kemudi dengan pedoman,
alat perahumu jua kerjakan,
itulah jalan membetuli insan.
Perteguh jua alat perahumu,
hasilkan bekal air dan kayu,
dayung pengayuh taruh di situ,
supaya laju perahumu itu
Sudahlah hasil kayu dan ayar,
angkatlah pula sauh dan layar,
pada beras bekal jantanlah taksir,
niscaya sempurna jalan yang kabir.
Perteguh jua alat perahumu,
muaranya sempit tempatmu lalu,
banyaklah di sana ikan dan hiu,
menanti perahumu lalu dari situ.
Muaranya dalam, ikanpun banyak,
di sanalah perahu karam dan rusak,
karangnya tajam seperti tombak
ke atas pasir kamu tersesak.
Ketahui olehmu hai anak dagang
riaknya rencam ombaknya karang
ikanpun banyak datang menyarang
hendak membawa ke tengah sawang.
Muaranya itu terlalu sempit,
di manakan lalu sampan dan rakit
jikalau ada pedoman dikapit,
sempurnalah jalan terlalu ba'id.
Baiklah perahu engkau perteguh,
hasilkan pendapat dengan tali sauh,
anginnya keras ombaknya cabuh,
pulaunya jauh tempat berlabuh.
Lengkapkan pendarat dan tali sauh,
derasmu banyak bertemu musuh,
selebu rencam ombaknya cabuh,
La ilaha illallahu akan tali yang teguh.
Barang siapa bergantung di situ,
teduhlah selebu yang rencam itu
pedoman betuli perahumu laju,
selamat engkau ke pulau itu.
La ilaha illallahu jua yang engkau ikut,
di laut keras dan topan ribut,
hiu dan paus di belakang menurut,
pertetaplah kemudi jangan terkejut.
Laut Silan terlalu dalam,
di sanalah perahu rusak dan karam,
sungguhpun banyak di sana menyelam,
larang mendapat permata nilam.
Laut Silan wahid al kahhar,
riaknya rencam ombaknya besar,
anginnya songsongan membelok sengkar
perbaik kemudi jangan berkisar.
Itulah laut yang maha indah,
ke sanalah kita semuanya berpindah,
hasilkan bekal kayu dan juadah
selamatlah engkau sempurna musyahadah.
Silan itu ombaknya kisah,
banyaklah akan ke sana berpindah,
topan dan ribut terlalu 'azamah,
perbetuli pedoman jangan berubah.
Laut Kulzum terlalu dalam,
ombaknya muhit pada sekalian alam
banyaklah di sana rusak dan karam,
perbaiki na'am, siang dan malam.
Ingati sungguh siang dan malam,
lautnya deras bertambah dalam,
anginpun keras, ombaknya rencam,
ingati perahu jangan tenggelam.
Jikalau engkau ingati sungguh,
angin yang keras menjadi teduh
tambahan selalu tetap yang cabuh
selamat engkau ke pulau itu berlabuh.
Sampailah ahad dengan masanya,
datanglah angin dengan paksanya,
belajar perahu sidang budimannya,
berlayar itu dengan kelengkapannya.
Wujud Allah nama perahunya,
ilmu Allah akan [dayungnya]
iman Allah nama kemudinya,
"yakin akan Allah" nama pawangnya.
"Taharat dan istinja'" nama lantainya,
"kufur dan masiat" air ruangnya,
tawakkul akan Allah jurubatunya
tauhid itu akan sauhnya.
Salat akan nabi tali bubutannya,
istigfar Allah akan layarnya,
"Allahu Akbar" nama anginnya,
subhan Allah akan lajunya.
"Wallahu a'lam" nama rantaunya,
"iradat Allah" nama bandarnya,
"kudrat Allah" nama labuhannya,
"surga jannat an naim nama negerinya.
Karangan ini suatu madah,
mengarangkan syair tempat berpindah,
di dalam dunia janganlah tam'ah,
di dalam kubur berkhalwat sudah.
Kenali dirimu di dalam kubur,
badan seorang hanya tersungkur
dengan siapa lawan bertutur?
di balik papan badan terhancur.
Di dalam dunia banyaklah mamang,
ke akhirat jua tempatmu pulang,
janganlah disusahi emas dan uang,
itulah membawa badan terbuang.
Tuntuti ilmu jangan kepalang,
di dalam kubur terbaring seorang,
Munkar wa Nakir ke sana datang,
menanyakan jikalau ada engkau sembahyang.
Tongkatnya lekat tiada terhisab,
badanmu remuk siksa dan azab,
akalmu itu hilang dan lenyap,
tanpa ada tujuan yg tetap,
Munkar wa Nakir bukan kepalang,
suaranya merdu bertambah garang,
tongkatnya besar terlalu panjang,
cabuknya banyak tiada terbilang.
Kenali dirimu, hai anak dagang!
di balik papan tidur telentang,
kelam dan dingin bukan kepalang,
dengan siapa lawan berbincang?
La ilaha illallahu itulah firman,
Tuhan itulah pergantungan alam sekalian,
iman tersurat pada hati insan,
siang dan malam jangan dilalaikan.
La ilaha illallahu itu terlalu nyata,
tauhid ma'rifat semata-mata,
memandang yang gaib semuanya rata,
lenyapkan ke sana sekalian kita.
La ilaha illallahu itu janganlah kaupermudah-mudah,
sekalian makhluk ke sana berpindah,
da'im dan ka'im jangan berubah,
khalak di sana dengan La ilaha illallahu.
La ilaha illallahu itu jangan kaulalaikan,
siang dan malam jangan kau sunyikan,
selama hidup juga engkau pakaikan,
Allah dan rasul juga yang menyampaikan.
La ilaha illallahu itu kata yang teguh,
memadamkan cahaya sekalian rusuh,
jin dan syaitan sekalian musuh,
hendak membawa dia bersungguh-sungguh.
La ilaha illallahu itu kesudahan kata,
tauhid ma'rifat semata-mata.
hapuskan hendak sekalian perkara,
hamba dan Tuhan tiada berbeda.
La ilaha illallahu itu tempat mengintai,
medan yang kadim tempat berdamai,
wujud Allah terlalu bitai,
siang dan malam jangan bercerai.
La ilaha illallahu itu tempat musyahadah,
menyatakan tauhid jangan berubah,
sempurnalah jalan iman yang mudah,
pertemuan Tuhan terlalu susah
.
Syair Perahu merupakan salah satu dari jenis-jenis syair yang berkenaan dengan agama ciptaan Hamzah Fansuri yang hidup pada pertengahan kurun yang kedua Masehi ke XVI di negeri Acheh di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda Mahkota Ala
cinta cinta cinta tlah datang padaku
malu malu malu ku akui itu
tapi tapi kamu tlah menawan hatiku
cintaku bersemi di putih abu-abu
aku tak mau bertemu kamu
yang selalu menggangguku
buat hariku tak menentu
aku benci kamu
namun hatiku jadi rindu
ingat kelakuan nakalmu
ini semua terasa lucu
aku rindu kamu
cinta cinta cinta tlah datang padaku
malu malu malu ku akui itu
tapi tapi kamu tlah menawan hatiku
cintaku bersemi di putih abu-abu
dag dig dug hatiku (dag dig dug hatiku)
dag dig dug hatiku (dag dig dug hatiku)
dag dig dug hatiku (dag dig dug dag dig dug)
cinta cinta cinta tlah datang padaku
malu malu malu ku akui itu
tapi tapi kamu tlah menawan hatiku
cintaku bersemi di putih abu-abu (2x)
Syair Perahu merupakan salah satu dari jenis-jenis syair yang berkenaan dengan agama ciptaan Hamzah Fansuri yang hidup pada pertengahan kurun yang kedua Masehi ke XVI di negeri Acheh di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda Mahkota Ala
Kita akan diangkut oleh ‘kendaraan perpisahan’ (baca: keranda
kematian)
Yang harus diusung dengan langkah kaki dan derasnya air mata kesedihan
(Meski) dunia terus mengajak kita, menikmati keindahannya
Dan kalianlah sahabat-sahabatku, sebaik-baik keindahannya
Yang harus diusung dengan langkah kaki dan derasnya air mata kesedihan
(Meski) dunia terus mengajak kita, menikmati keindahannya
Dan kalianlah sahabat-sahabatku, sebaik-baik keindahannya
آهٍـ يَا إخْوَتِي بُـعدُكم لا يُراد
كيف أنسى أخي كيف يحلو الرقاد
كيف أنسى أخي كيف يحلو الرقاد
Sahabat-sahabatku… Jauhnya kalian (karena kematian), tak mungkin
diharapkan lagi
Bagaimana kan kulupakan sahabatku, bagaimana pula tidur indah kan kunikmati
Bagaimana kan kulupakan sahabatku, bagaimana pula tidur indah kan kunikmati
دمْعُ عَيْنِي جرَى واستطَالَ السَّوَاد
يا إلَهَ الوَرَى اُلْطُفَنْ بِالعِـبَاد
يا إلَهَ الوَرَى اُلْطُفَنْ بِالعِـبَاد
Linangan air mataku terus mengalir (karenanya), hingga hitamnya
garis mata tampak memanjang
Ya Tuhan alam semesta, berilah seluruh hamba-Mu lembutnya kasih sayang
Ya Tuhan alam semesta, berilah seluruh hamba-Mu lembutnya kasih sayang
دُنْيَانَا يَالَهَا تَجْرِي مَجْرَى السَّحَاب
وَهْيَ تَسْعَى بِنَا نَحْوَ يَوْمِ الْحِسَاب
وَهْيَ تَسْعَى بِنَا نَحْوَ يَوْمِ الْحِسَاب
Lihatlah dunia kita, ia lari seperti larinya awan
Dia berlari bersama kita, menuju hari perhitungan
Dia berlari bersama kita, menuju hari perhitungan
إِخْوَتِي رَدِّدُوا صَوْتَكُم مُسْتَطَاب
لَسْنَا نَرْجُو سِوَى دَعْوَةً لِلصِّحَاب
لَسْنَا نَرْجُو سِوَى دَعْوَةً لِلصِّحَاب
( Seakan sahabat kita yang meninggal itu mengatakan: )
Sahabat-sahabatku, teruslah dengan suara kalian yang baik (dan
penuh berkat)
Kami tidak mengharapkan, melainkan doa (kebaikan) untuk para sahabat
Kami tidak mengharapkan, melainkan doa (kebaikan) untuk para sahabat
إخوتي عاهِدوا اللهَ فوق السَّمَاء
أن يكونَ لنا في القريبِ لِقاء
أن يكونَ لنا في القريبِ لِقاء
Sahabat-sahabatku.. berjanjilah kepada Allah yang berada di atas
langit
Bahwa kita akan berjumpa dalam waktu dekat
Bahwa kita akan berjumpa dalam waktu dekat
إخوتي عاهِدوا اللهَ فوقَ السماء
أن يَرى كَفَّكم ضارِعًا بالدُّعاء
أن يَرى كَفَّكم ضارِعًا بالدُّعاء
Sahabat-sahabatku… berjanjilah kepada Allah yang ada di atas
langit sana
Untuk melihat tangan kalian, menunduk dengan doa (untuk kita)
Untuk melihat tangan kalian, menunduk dengan doa (untuk kita)
Embuh Judule
Kau meminta padaku sepenggal kata
Namun aku berikan cerita
Ku meminta padamu seberkas cahaya
Namun engkau berikan kegelapan
Hanya kenangan yang tersisa
Hanyut dalam sepenggal kisah
Hingga kerapuhan terasa
Kerinduan memaksa
Tiada sekejap ku terdiam
Tiada sempat ku merasakan
Ku menanti namun engkau menghilang
Tanpa bahasa
kau sellau mengira ku tak merindumu
Namun aku slalu disisimu
Ku slalu mengira kau mengharapkanku
Namun engkau tak pernah rindukanku
Namun aku berikan cerita
Ku meminta padamu seberkas cahaya
Namun engkau berikan kegelapan
Hanya kenangan yang tersisa
Hanyut dalam sepenggal kisah
Hingga kerapuhan terasa
Kerinduan memaksa
Tiada sekejap ku terdiam
Tiada sempat ku merasakan
Ku menanti namun engkau menghilang
Tanpa bahasa
kau sellau mengira ku tak merindumu
Namun aku slalu disisimu
Ku slalu mengira kau mengharapkanku
Namun engkau tak pernah rindukanku
aku tak mau bertemu kamu
yang selalu menggangguku
buat hariku tak menentu
aku benci kamu
namun hatiku jadi rindu
ingat kelakuan nakalmu
ini semua terasa lucu
aku rindu kamu
dag dig dug hatiku
dag dig dug hatiku
dag dig dug hatiku
yang selalu menggangguku
buat hariku tak menentu
aku benci kamu
namun hatiku jadi rindu
ingat kelakuan nakalmu
ini semua terasa lucu
aku rindu kamu
dag dig dug hatiku
dag dig dug hatiku
dag dig dug hatiku
cinta cinta cinta tlah datang padaku
malu malu malu ku akui itu
tapi tapi kamu tlah menawan hatiku
cintaku bersemi di putih abu-abu
aku tak mau bertemu kamu
yang selalu menggangguku
buat hariku tak menentu
aku benci kamu
namun hatiku jadi rindu
ingat kelakuan nakalmu
ini semua terasa lucu
aku rindu kamu
cinta cinta cinta tlah datang padaku
malu malu malu ku akui itu
tapi tapi kamu tlah menawan hatiku
cintaku bersemi di putih abu-abu
dag dig dug hatiku (dag dig dug hatiku)
dag dig dug hatiku (dag dig dug hatiku)
dag dig dug hatiku (dag dig dug dag dig dug)
cinta cinta cinta tlah datang padaku
malu malu malu ku akui itu
tapi tapi kamu tlah menawan hatiku
cintaku bersemi di putih abu-abu (2x)
Perpisahan
Detik waktu semakin berlalu
Berjuta kisah tlah terukir antara kau dan aku
Di sini, di tempat ini dan dalam hidup ini
Aku merasa beruntung telah dapat mengenalmu selama ini
NAmun kini, detik perpisahan telah menghampiri kita
Bagaikan hantaman badai di samudra saat ku harus berpisah denganmu
BAgaikan bumi tanpa kehidupan bila tak dapat lagi melihat senyuman mu
Dan bagaikan denyut nadi yang membeku saat ku tahu harus perpisah denganmu
Hati ini semakin hampa tanpa hadirmu lagi disini
Aku tak pernah tahu, apakah aku sanggup lalui hari hariku tanpa hadirmu
Atau justru aku akan semakin jatuh dan terpuruk dalam lautan kehampaan.
Namun, aku akan tetap berusaha tegar di depan matamu, dengan tidak
menghiraukan rasa pedihku.
Wahai kakak kakak dan abang abangku
Senyumanmu tlah hiasi hari hariku selama ini
Ilmumu juga telah mewarnai galaksi kehidupanku
Aku bangga telah mengenal sesosok orang setegarmu
Aku juga bangga telah dapat mempelajari seluk kehidupanmu
Mempelajari cara untuk selalu tegar
Cara untuk selalu mengukir senyuman walau kadang sebenarnya kau sedang
perih
bahkan bagaimana cara untuk cermati cobaan dengan semangat yang membara
Wahai kakak kakak dan abang abangku
Ku kan coba ikhlaskan langkahmu untuk menjadi lebih maju lagi
Aku akan selalu tersenyum tegar untuk iringi perjuanganmu
Tapak kaki ini pun akan selalu setia untuk menunggu kepulanganmu kembali di
sini
Teruslah melangkah untuk nusa dan bangsa
Perjuanganmu menjadi tanduk harapan bangsa
Untuk hantarkan dunia ke tampuk kemakmuran
Dan menjadi perisai kekuatan dunia
PERPISAHAN SEKOLAH
setiap pagi hingga siang hari
ku habisikan waktu mudaku di sekolah ini
belajar huruf dan angka penuh arti
matematika,kimia,fisika,hingga biologi
ekonomi,geografi,antropologi,hingga sosialogi
setiap pagi hingga siang hari
ku habisikan waktu mudaku di sekolah ini
belajar huruf dan angka penuh arti
matematika,kimia,fisika,hingga biologi
ekonomi,geografi,antropologi,hingga sosialogi
KENANGAN DAN KENYATAAN
terdaim merenung sendu
ku bersenandung rindu
terbayang perjalanan waktu
sebuah kisa masa lalu
tiada lagi nyanyian surga
tiada lagi menghibur lara
tiada lagi damai dalam jiwa
hanya ada bintang penuh derita
terdaim merenung sendu
ku bersenandung rindu
terbayang perjalanan waktu
sebuah kisa masa lalu
tiada lagi nyanyian surga
tiada lagi menghibur lara
tiada lagi damai dalam jiwa
hanya ada bintang penuh derita
Ebiet G Ade – Nyanyian Rindu
Posted on March 8, 2012 by Lagu Lawas
coba engkau katakan padaku
apa yang seharusnya aku lakukan
bila larut tiba wajahmu terbayang
kerinduan ini semakin dalam
apa yang seharusnya aku lakukan
bila larut tiba wajahmu terbayang
kerinduan ini semakin dalam
gemuruh ombak di pantai kuta
sejuk lembut angin di bukit kintamani
gadis-gadis kecil menjajakan cincin
tak mampu mengusir kau yang manis
sejuk lembut angin di bukit kintamani
gadis-gadis kecil menjajakan cincin
tak mampu mengusir kau yang manis
bila saja kau ada di sampingku
sama-sama arungi danau biru
bila malam mata enggan terpejam
berbincang tentang bulan merah ooh du d
sama-sama arungi danau biru
bila malam mata enggan terpejam
berbincang tentang bulan merah ooh du d
coba engkau dengar lagu ini
aku yang tertidur dan tengah bermimpi
langit-langit kamar jadi penuh gambar
wajahmu yang bening sejuk segar
aku yang tertidur dan tengah bermimpi
langit-langit kamar jadi penuh gambar
wajahmu yang bening sejuk segar
kapan lagi kita akan bertemu
mesti hanya sekilas kau tersenyum
kapan lagi kita nyanyi bersama
tatapanmu membasuh luka ooh
mesti hanya sekilas kau tersenyum
kapan lagi kita nyanyi bersama
tatapanmu membasuh luka ooh
Masih Cinta - Kotak
Tik tik tik waktu berdetik
Tak mungkin bisa kuhentikan
Maumu jadi mauku
Pahit pun itu ku tersenyum
Kamu tak tahu rasanya hatiku
Saat berhadapan kamu
Tik tik tik air mataku
Biar terjatuh dalam hati
Mauku tak penting lagi
Biar kubuat bahagiamu
Kamu tak tahu rasanya hatiku
Saat berhadapan kamu
Kamu tak bisa bayangkan rasanya
Jadi diriku yang masih cinta
Kamu tak tahu hancurnya hatiku
Saat berhadapan kamu
Kamu tak bisa bayangkan rasanya
Jadi diriku yang masih cinta
Tak mungkin bisa kuhentikan
Maumu jadi mauku
Pahit pun itu ku tersenyum
Kamu tak tahu rasanya hatiku
Saat berhadapan kamu
Tik tik tik air mataku
Biar terjatuh dalam hati
Mauku tak penting lagi
Biar kubuat bahagiamu
Kamu tak tahu rasanya hatiku
Saat berhadapan kamu
Kamu tak bisa bayangkan rasanya
Jadi diriku yang masih cinta
Kamu tak tahu hancurnya hatiku
Saat berhadapan kamu
Kamu tak bisa bayangkan rasanya
Jadi diriku yang masih cinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar