Translate

Senin, 04 November 2013

Naskah Drama Cinderela

Naskah Drama Cinderella

[INTRO: DI SEBUAH ISTANA, HIDUPLAH SEORANG GADIS CANTIK BERSAMA IBU TIRI DAN KETIGA KAKAK TIRINYA. GADIS INI MESKIPUN TERLIHAT KOTOR DAN PENUH DEBU, NAMUN SANGATLAH CANTIK DAN BAIK HATI. SEDANGKAN, IBU DAN KETIGA KAKAK TIRINYA SANGATLAH JAHAT. MEREKA MEMPEKERJAKAN GADIS INI DI RUMAHNYA SENDIRI. SETIAP HARI SI GADIS HARUS MENGERJAKAN SELURUH PEKERJAAN RUMAH. IBU TIRINYA SELALU MEMBENTAKNYA. SEMENTARA KETIGA KAKAK TIRINYA SELALU MEMANGGILNYA DENGAN SEBUTAN CINDERELLA, YANG ARTINYA GADIS KOTOR DAN PENUH DEBU. MENURUT KETIGA KAKAK TIRINYA, ITU ADALAH NAMA YANG COCOK UNTUK ANAK PEREMPUAN INI.]

***

[Babak ke 1. UNDANGAN]

[TEROMPET BERBUNYI. SEORANG UTUSAN KERAJAAN DATANG DIIRINGI PARA PRAJURIT, MENGABARKAN UNDANGAN PESTA RAKYAT YANG AKAN DIHELAT ISTANA. SEMUA ORANG BERKUMPUL, KECUALI CINDERELLA YANG HANYA BISA MELIHAT DARI BALIK JENDELA.]

Utusan Kerajaan: “Pengumuman… pengumuman… Sehubungan dengan akan diadakannya pesta rakyat di istana, maka pihak istana mengundang semua orang untuk turut serta. Silakan hadir pada saat acara berlangsung. Siapapun boleh turut serta. Oiya, pada pesta rakyat tersebut, Pangeran juga akan memilih calon pendamping dari para undangan. Jadi, dandan secantik mungkin, siapa tahu anda yang terpilih.”

[SEMUA ORANG, KHUSUSNYA PARA WANITA, BERSORAK-SORAI. TERMASUK, SAUDARA TIRI CINDERELLA, ANASTASIA, DRIZELLA, DAN FREDERICA.]

Anastasia: “Asyik… pasti Pangeran memilihku untuk menjadi ratunya. Karena, aku paling cantik di sini!”

Drizella: “Siapa kata? Pasti orang itu buta! Jelas aku-lah yang akan menjadi pendamping Sang Pangeran.”

Anastasia: “Kau?! Tidak bisakah kau berbicara sedikit halus?”

Frederica: “Sudahlah, tidak perlu diributkan. Karena yang akan menjadi pendamping Pangeran adalah aku.”

Ibu Tiri: “Hei, kalian ini. Tidak perlu bertengkar. Ibu yakin salah satu anak Ibu ada yang terpilih sebagai pendamping Pangeran. Tapi, siapapun dari kalian yang terpilih tidak perlu dipersoalkan. Karena, nantinya semua itu akan membuatku gembira.”

[SEMENTARA ITU, CINDERELLA YANG BERADA DI BALIK JENDELA KAMAR INGIN IKUT JUGA PESTA ITU.]

***

[Babak ke 2. KESEDIHAN]

[HARI H PESTA RAKYAT TIBA. ANASTASIA, DRIZELLA, FREDERICA, DAN MENGENAKAN GAUN TERBAIK YANG MEREKA MILIKI. MEREKA BERDANDAN DENGAN DANDANAN PALING CANTIK YANG BISA DILAKUKAN.]

Ibu Tiri: ”Hei, kalian, pakai ini, pakai itu, kau kurang ini, kau kurang itu.” [SIBUK MEMERHATIKAN MAKE UP KETIGA ANAKNYA.]

[CINDERELLA YANG HANYA BISA MELIHAT MEREKA BERDANDAN MENJADI SEDIH. SEBETULNYA, DIA JUGA INGIN BERANGKAT KE PESTA ITU. TAPI, IA MEMAHAMI POSISI DIRINYA, YANG TIDAK BISA IKUT DALAM PESTA RAKYAT ITU. APALAGI, IBU TIRINYA MELARANG. IA MENDESAH.]

Ibu Tiri: “Kau mau ikut?”

Cinderella: [Mengangguk. Matanya menyiratkan harapan.]

Ibu Tiri: “Dengan gaun apa? Pakaian yang kau punya kan lusuh-lusuh begitu? Apa mau pergi ke pesta dengan baju lusuh itu?”

***

[Babak ke 3. KEAJAIBAN]

[DI KAMAR.]

Cinderella: [MENANGIS TERSEDU-SEDU, KARENA HATINYA KESAL.] “Oh, Tuhan, seandainya ayah masih ada, takkan begini ceritanya. Pasti aku dibelikan gaun terindah untuk ikut pesta itu.”

[SAAT ITU, SEORANG PERI TIBA-TIBA MUNCUL DI HADAPAN CINDERELLA.]

Ibu Peri: “Jangan menangis, anakku. Tidak seharusnya kau bersedih. Tersenyumlah, supaya wajahmu bertambah cantik.”

Cinderella: “Bagaimana bisa aku tersenyum, Ibu Peri? Aku juga ingin datang ke pesta itu seperti kakak-kakakku. Tapi, gara-gara aku tidak punya gaun yang cantik, mereka tidak mengizinkanku.”

Ibu Peri: [TERSENYUM DENGAN RAMAH.] “Cinderella, bawalah empat ekor tikus, dua ekor kadal, dan satu labu yang besar.”

Cinderella: [MUKANYA BINGUNG.] “Untuk apa?”

Ibu Peri: “Sudah kau kumpulkan saja.”

[CINDERELLA MENGUMPULKAN EMPAT EKOR TIKUS, DUA EKOR KADAL, DAN SATU LABU BESAR SESUAI PERMINTAAN IBU PERI.]

Ibu Peri: “Sim salabim!” [MENGAYUNKAN TONGKAT SIHIRNYA KE HEWAN-HEWAN YANG DIBAWA CINDERELLA]

[Empat tikus berubah menjadi kuda. Dua kadal berubah menjadi sais. Dan labu besar berubah menjadi kereta berwarna emas.]

Ibu Peri: “Sepertinya kau membutuhkan gaun baru.” [MENGAYUNKAN TONGKATNYA KEPADA CINDERELLA.]

Cinderella: “Wah, bagus sekali gaun ini, Ibu Peri.” [MELIHAT GAUNNYA BERUBAH MENJADI GAUN BERWARNA PUTIH YANG CANTIK NAN ELEGAN.]

Ibu Peri: “Sebagai sentuhan akhir…” [Ibu Peri mengayunkan tongkatnya, dan tampaklah sepasang sepatu kaca.]

Cinderella: “Ibu Peri, ini… ini…” [TAK KUASA MENAHAN RASA HARUNYA, MEMELUK IBU PERI.]

Ibu Peri: “Oke… oke… Tapi, kau harus ingat bahwa pengaruh sihir ini akan lenyap selepas pukul dua belas malam. Karena itu, pulanglah sebelum lewat tengah malam.”

Cinderella: “Baiklah, Ibu Peri, aku akan mengingat hal tersebut.”

Ibu Peri: “Sekarang berangkatlah!”

[CINDERELLA NAIK KERETA KUDA EMAS, YANG MEMBAWANYA BERANGKAT MENUJU ISTANA.]

***

[Babak ke 4. PUTRI CANTIK DATANG]

[CINDERELLA TIBA DI ISTANA DAN LANGSUNG MASUK KE AULA ISTANA. BEGITU MASUK, PANDANGAN SEMUA YANG HADIR TERTUJU PADA CINDERELLA. MEREKA SANGAT KAGUM DENGAN KECANTIKAN CINDERELLA, TERMASUK SANG PANGERAN.]

Pangeran: “Putri yang cantik, maukah menari dengan saya?” [SAMBIL MENCIUM PUNGGUNG TANGAN CINDERELLA.]

Cinderella: “Baiklah, Pangeran.”

[CINDERELLA DAN PANGERAN MENARI DALAM ALUNAN MUSIK YANG SYAHDU DIIRINGI PANDANGAN IRI MATA SELURUH TAMU YANG HADIR. IBU DAN KETIGA KAKAK CINDERELLA MERASA IRI PADA PUTRI CANTIK ITU, MEREKA TIDAK MENDUGA BAHWA PUTRI CANTIK ITU ADALAH CINDERELLA.]

Pangeran: “Selama ini, saya mengidamkan wanita seperti Putri.”

Cinderella: [Tersipu-sipu]

[KEDUANYA TERUS BERDANSA HINGGA TIDAK TERASA WAKTU SUDAH MENUNJUKKAN PUKUL DUA BELAS MALAM. LONCENG PUN BERDENTANG-DENTANG.]

Cinderella: “Maaf Pangeran, saya harus segera pulang!”

[CINDERELLA LANGSUNG BERLARI PULANG. DI TENGAH TANGGA, SEPATU KACANYA TERLEPAS. TAPI, CINDERELLA TIDAK MENGGUBRISNYA. IA TERUS BERLARI. PANGERAN MENGEJAR CINDERELLA. TAPI, IA KEHILANGAN JEJAK CINDERELLA. PANGERAN MENEMUKAN SEPATU KACA MILIK CINDERELLA DI TENGAH TANGGA.]

Pangeran: “Aku akan mencarimu.”

[DI TENGAH JALAN PULANG, CINDERELLA BERUBAH KEMBALI MENJADI GADIS PENUH DEBU. NAMUN, IA SUDAH CUKUP BAHAGIA.]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar