Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh
efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulus sastra dan cara khas dalam
menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis
—
Majas Perbandingan
—
Perumpamaan – mengumpamakan hal yang satu dengan hal
yang lain dgn menggunakan kata pembanding (seperti, bagai, bagaikan,
ibarat,laksana,seumpama )
—
Contoh : Belajar diwaktu muda ibarat mengukir diatas
batu. Belajar setelah dewasa laksana mengukir diatas air.
—
Metafora- membandingkan hal satu dgn hal lain tanpa
ada
kata pembanding.
Contoh : Pemuda merupakan
tulang punggung bangsa
Tingginya gunung tak
setinggi cita-citaku, dalamnya laut tak sedalam…….ku padamu.
(si jago merah
(api),dewi malam (bulan),raja siang (matahari
•
PERBANDINGAN
•
Perumpamaan
•
Metafora
•
Personifikasi
•
Hiperbola
•
Alegori
•
PERTENTANGAN
•
Paradoks
•
Antitesis
•
Ironi
•
Litotes
•
PERTAUTAN
•
Sinestesia
•
Metonemia
•
Sinekdoke Pars Prototo
•
Sinekdoke Totem Proparte
Personifikasi
—
Majas yang menganggap selain manusia seolah-olah bisa
berperasaan dan berperilaku seperti manusia
—
Contoh :
—
Pembicaraan kita ini disaksikan bulan dan
bintang
di atas sana.
—
Kalau tidak
percaya tanyakan saja pada rumput yang bergoyang
—
Alam pun merintih kesakitan akibat disakiti
tangan-tangan jahil manusia.
—
Mentari pun tak pernah bosan menyinari bumi kita.
Bulan pun tersenyum menyaksikan rayuanmu padaku
Hiperbola
—
Majas yang mengungkaapkan pernyataan berlebih-lebihan
—
Contoh :
—
Dalam sekejab saja engkau hilang dari
pandanganku
—
Aku tak dapat melupakanmu walau sedetik pun
—
Sejuta kenangan darimu masih kusimpan di hati
Secepat kilat rasanya pertemuan kita
Alegori
—
Majas yang menggunakan simbol / lambang
—
Dalam mengarungi samudra kehidupan tentunya banyak badai
dan topan yang menerjang.
—
Roda kehidupan silih berganti sesuai perubahan zaman
—
Banyak remaja yang terlena ketika menghadapi samudra cinta
—
Wahai
adik-adik, gapailah cita-citamu, abaikan duri-duri dan batu yang menghadang di
setiap langkahmu !
Ibu , kaulah pelita hidupku, yang senantiasa menerangi di setiap
langkahku
Antitesis : majas yang menggunakan kata berantonim beriringan
Contoh : Kaya miskin, laki-laki perempuan semua
mendapat perlakuan yang sama.
Paradoks : majas yang menggunakan
kata berantonim dalam kalimat namun dipisahkan kata / frase.
Contoh : Banyak rakyat yang miskin hidup di tengah-tengah negeri
yang kaya raya ini.
Ironi : majas yang menggunakan
sindiran (yang dikatakan berbalik dengan kenyataan )
Contoh : Wah, harum sekali baumu, sudah 2 hari kau tak mandi !
Litotes : Majas yang mengungkapkan kata-kata untuk merendahkan diri ,
maksudnya untuk menghormati orang lain.
Contoh : Silakan kalau ada waktu
mampir ke gubuk kami !
Terimalah hadiah dariku yang tiada
berharga ini !
Sinestesia
Majas yang menggunakan pertukaran nilai indra (panca indra)
Contoh : Kata-kata manis darimu masih ku simpan dalam kalbuku.
Kenangan pahitku telah
kubuang sejauh mata memandang.
Metonemia : majas yang menyebutkan benda dengan menggantikan nama lain (
merek, simbol, dll.)
Contoh : Ayahnya baru saja mebeli “KIJANG” tahun 2006
Jika aku lulus dengan nilai bagus
ayahku akan membelikanku “Jupiter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar