Translate

Selasa, 03 Februari 2015

Contoh Karya Ilmiah Sederhana

PENYALAHGUNAAN INTERNET DI KALANGAN REMAJA
KATA PENGANTAR

            Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya.
            Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan karya tulis ini adalah untuk memberikan informasi tentang penyalahgunaan internet di kalangan remaja sebagai tugas yang harus ditempuh oleh setiap siswa.
            Laporan ini disusun berdasarkan penelitian melalui berbagai sumber. Namun, dalam penyusunannya, saya menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu dengan rendah hati saya menanti saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pembaca.

                                               

                                                          Galur, Februari 2012

                                                                        Penulis




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................            i
KATA PENGANTAR  .............................................................................................            ii
DAFTAR ISI .................................................................................................            ........... iii
BAB I PENDAHULAN ....................           .......................................................................1
A.    Latar Belakang Masalah....................................................................................................1
B.     Perumusan Masalah.........................................................................................................1
C.     Tujuan Penulisan..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A.    Pengertian Penyalahgunaan Internet........................................................ ......................2
B.     Penyalahgunaan Internet Yang Sering Dilakukan Remaja.............................................2
C.     Penyebab Remaja sering Menyalahgunakan Internet....................................................3
D.    Dampak Penyalahgunaan Internet.................................................................................3
BAB III PENUTUP.........................................................................................................4
A.    Kesimpulan................................................................................................4
B.     Saran..........................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................5





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Berawal dari kepentingan militer, kini internet sudah menjadi hal yang penting bagi sebagian besar masyarakat di seluruh dunia. Kepentingan bisnis, berita, forum, hingga banyak informasi secara global dapat dilakukan dengan internet.
Salah satu komponen masyarakat yang paling sering menggunakan internet adalah remaja. Remaja dapat mendapat berbagai ilmu bagi kepentingan pendidikannya. Namun sangat disayangkan, banyaknya kegunaan internet seringkali disalahgunakan oleh remaja.
Ditambah lagi dengan jejaring sosial seperti facebook dan twitter. Fungsi utamanya adalah menghubungkan seluruh orang di dunia. Namun, banyak remaja yang menjadi kecanduan dengan jejaring sosial tersebut dan mengakibatkan prestasi belajarnya menurun. Tak sedikit remaja yang memfungsikan jejaring sosial sebagai curahan hati, namun seringkali menggunakan ungkapan yang kurang sopan. Sampai terjadinya tindak kriminal yang dimulai dari jejaring sosial.
Menyadari hal tersebut, saya akhirnya memilih penyalahgunaan internet di kalangan remaja tersebut sebagai tema dalam karya tulis ini.

B.     Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada karya tulis ini adalah:
1.      Apa yang dimaksud penyalahgunaan internet?
2.      Apa saja penyalahgunaan internet yang sering dilakukan oleh remaja?
3.      Mengapa remaja sering menyalahgunakan internet?
4.      Apa dampak yang ditimbulkan dengan adanya penyalahgunaan internet?

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah:
1.      Mengungkap penyalahgunaan internet di kalangan remaja.
2.      Sebagai tugas Bahasa Indonesia kelas IX, KD 12.1.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Penyalahgunaan Internet
Internet yang seharusnya digunakan untuk hal-hal yang positif, misalnya untuk urusan bisnis, penyebaran berita, serta berbagai informasi dari seluruh dunia, disalahgunakan untuk tujuan lain yang bersifat buruk.
Sangat disayangkan, internet semakin disalahgunakan di Indonesia. Bahkan, kebanyakan besar adalah remaja.
Sesungguhnya baik dan buruknya internet bergantung pada penggunanya. Jika penggunanya mempergunakannya untuk hal-hal yang baik, maka hasilnya akan baik. Namun, jika digunakan untuk perbuatan buruk, maka hasilnya adalah sebaliknya.

B.     Penyalahgunaan Internet Yang Sering Dilakukan Oleh Remaja
             Biasanya, remaja yang belajar di Sekolah yang mempunyai fasilitas hotspot, seperti SMPN 1 Galur, dan memungkinkan membawa laptop, biasanya seringkali internet disalahgunakan.
            Dengan alasan penting dalam KBM, siswa seringkali membuka laptop saat pelajaran berlangsung. Padahal justru bermain internet yang tak berhubungan dengan pelajaran yang berlangsung.
            Berdasarkan survey yang saya lakukan, ternyata sebagian siswa yang membawa laptop menggunakannya untuk bermain facebook saat pelajaran sedang berlangsung. Sementara yang lain terkadang bermain game, atau mengunduh sesuatu yang tak ada hubungannya dengan pelajaran. Sungguh disayangkan.
            Hasil survei Online Survival Guide Consumer Reports secara global per September 2005, 47% responden mengaku menerima konten serta pesan sampah (spam) bernada pornografi. Dari riset itu diperkirakan lebih dari dua juta anak secara tak sengaja melihat pesan sampah bernada porno itu.
            Kemudian, berdasarkan riset Finkelhor, Mitchell, dan Wolak dari Online Victimazation pada Juni 2000, enam dari sepuluh remaja usia belasan menerima e-mail atau pesan instan (IM) dari orang yang tak dikenal, di mana 63% diantaranya mengaku merespon balik pesan yang diterimanya.



C.    Penyebab Remaja Sering Menyalahgunakan Internet
Menurut saya, remaja sering menyalahgunakan internet karena:
1.      Kondisi Psikologis Labil
Remaja adalah saat diantara masa anak-anak dan dewasa. Sehingga kondisi psikologisnya sering labil.
2.      Ingin Mencurahkan Isi Hati
Karena kondisi psikologisnya labil, maka seringkali mencurahkan isi hatinya di jejaring sosial supaya orang lain tahu isi hatinya. Namun, jika menggunakan ungkapan yang buruk, maka akan menjadi masalah yang lain.
3.      Kondisi lingkungan yang kurang memperhatikannya
Misalnya kasih sayang yang kurang dari kedua orangtuanya, atau kondisi lingkungan tempat tinggal yang kurang peduli dengannya.
4.      Ingin mengekspresikan diri
Menurut survey saya, ada beberapa siswa yang sebenarnya terlihat pendiam, namun di jejaring sosial ia selalu terlihat ekspresif. Bahkan, hal itu dilarang. Karena ia tak mencerminkan dirinya yang sebenarnya.
5.      Coba-coba
Seringkali remaja membuka situs web di internet karena coba-coba. Misalnya sebuah iklan di sebuah situs web. Namun, dapat menjadi kebiasaan yang buruk.
         
D.    Dampak Yang Ditimbulkan
Dampak yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan internet oleh remaja antara lain:
1.      Kecanduan
Sudah banyak remaja yang kecanduan internet. Terutama jejaring sosial. Hal ini harus dihindari oleh siapapun. Karena akan membuang waktu dan uang untuk hal yang kurang penting.
2.      Tindak Kriminal
Beberapa remaja yang menggunakan jejaring sosial dan berteman dengan orang tak dikenal, pernah menjadi korban kriminalitas. Atau tindak kriminal lain seperti pembobolan produk yang mengakibatkan kerugian.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Internet yang mempunyai banyak manfaat justru sering disalahgunakan oleh remaja untuk tujuan buruk. Beberapa penyebab mengapa remaja sering menyalahgunakan internet antara lain karena kondisi psikologis yang labil, ingin mencurahkan isi hati, kondisi lingkungan yang kurang baik, ingin mengekspresikan diri, serta coba-coba, harus terlebih dahulu diatasi.
Fasilitas hotspot di sekolah juga terkadang disalahgunakan oleh siswa untuk bermain internet yang tak ada hubungannya dengan pelajaran.
Internet harus digunakan dengan sebaik-baiknya. Jika kita menggunakannya dengan baik, maka akan mendatangkan kebaikan. Namun, jika kita disalahgunakan, maka akan mendatangkan keburukan. Hanya tergantung pada pemakainya.

B.     Saran
Dengan Internet, kita dapat mencari berbagai informasi yang berguna. Namun jika disalahgunakan, akan mendatangkan masalah. Karena itu, jangan menyalahgunakan internet untuk keburukan. Karena pada akhirnya, kita akan menanggung akibatnya.





DAFTAR PUSTAKA

http://greenchool.blogspot.com/2009/10/penyalahgunaan-internet.html
http://niasbarat.wordpress.com/2008/04/08/bahaya-penyalahgunaan-media-internet-dan-upaya-penanganannya/
http://lietha10.blogspot.com/2011/04/pendidikan-contoh-karya-tulis-sederhana.html


Sinopsis Novel 1920-an

Sinopsis Novel Th 1920-an

SITI NURBAYA
MARAH RUSLI

Baginda Sulaiman. Berkat pinjangan uang dari Datuk Maringgih tersebut, usaha dagang Baginda maju pesat. Namun sayang, rupanya Datuk Maringgih menjadi iri hati melihat kemajuan dagang yang dicapai oleh Baginda Sulaiman ini, maka dengan seluruh orang suruhanya, yaitu pendekar lima, pendekar empat serta pendekar tiga, serta yanglainnya Datuk Maringgih memerintahkan untuk membakar toko Baginda Sulaiman. Dan toko Bagindapun habis terbakar. Akibatnya Baginda Sulaiman jauh bangrut dan sekligus dengan hutang yang menunpuk pada Datuk Maringgih.
Di tengah-tengah musibah tersebut, Datuk Maringgih menagih hutangnya kepadanya. Jlas, tentu saja Baginda Sulaiman tidak mempu membayarnya. Hal ini memang sengaja oleh datuk Maringgih, sebab dia sudah tahu pasti bahwa Baginda Sulaiman tidak mampu membayarnya. Dengan alasan hutang tersebut, Datuk Maringgih langsung menawarkan bagaimana kalau Siti Nurbaya, Putri Baginda Sulaiman dijadikan istri Datuk Maringgih. Kalau tawaran Datuk Maringgih ini diterima, maka hutangnya lunas. Dengan terpaksa dan berat hati, akhirnya Siti Nurbaya diserahkan untuk menadi istri Datuk Maringgih.

Waktu itu Samsulbahri, kekasih Siti Nurbaya sedang menuntut ilmu di Jakarta. Namun begitu, Samsul Bahri tahu bahwa kekasihnya diperistri oleh orang lain. Hal tersebut dia ketahui dari surat yang dikirim oleh Siti Nurbaya kepadanya. Dia sangat terpukul oleh kenyataan itu. Cintanya yang menggebu-gebu padanya kandas sudah. Dan begitupun dengan Siti Nurbaya sendiri, hatinya pun begitu hancur pula, kasihnya yang begitu dalam pada Samsulbahri kandas sudah akibat petaka yangmenimpa keluarganya.

Tidak lama kemudian, ayah Siti Nurbaya jatuh sakit karena derita yangmenimpanya begitu beruntun. Dan, kebetulan itu Samsulbahri sedang berlibur, sehingga dia punya waktu untuk mengunjungi keluarganya di Padang. Di samping kepulangnya kekampung pada waktu liburan karena kangennya pada keluarga, namun sebenarnya dia juga sekaligus hendak mengunjungi Siti Nurbaya yang sangat dia rindukan.

Ketika Samsulbahri dan Siti Nurbaya sedang duduk di bawah pohon, tiba-tiba muncul Datuk Maringgih di depan mereka. Datuk Maringgih begitu marah melihat mereka berdua yang sedang duduk bersenda gurau itu, sehingga Datuk maringgih berusaha menganiaya Siti Nurbaya. Samsulbahri tidak mau membiarkan kekasihnya dianiaya, maka Datuk Maringgih dia pukul hingga terjerembab jatuh ketanah. Karena saking kaget dan takut, Siti Nurbaya berteriak-teriak keras hingga terdengar oleh ayahnya di rumah yang sedang sakit keras. Mendengar teriakan anak yang sangat dicinatianya itu, dia berusaha bangun, namun karena dia tidak kuat, ayah Siti Nurbaya kemudian jatuh terjerembab di lantai. Dan rupanya itu juga nyawa Baginda Sulaiman langsung melayang.

Karena kejadian itu, Siti Nurbaya oleh datuk Maringgih diusir, karena dianggap telah mencoreng nama baik keluarganya dan adat istiadat. Siti Nurbaya kembali ke kampunyanya danm tinggal bersama bibinya. Sementara Samsulbahri yang ada di Jakarta hatinya hancur dan penuh dendam kepada Datuk Maringgih yang telah merebut kekasihnya. Siti Nurbaya menyusul kekasihnya ke Jakarta, naumun di tengah perjalanan dia hampir meninggal dunia, ia terjatuh kelaut karena ada seseorang yang mendorongnya. Tetapi Siti Nurbaya diselamatkan oleh seseorang yang telah memegang bajunya hingga dia tidak jadi jatuh ke laut.

Rupanya, walaupun dia selamat dari marabahaya tersebut, tetapi marabahaya sberikutnye menunggunya di daratan. Setibanya di Jakarta, Siti Nurbaya ditangkap polisi, karena surat telegram Datuk Maringgih yang memfitnah Siti Nurbaya bahwa dia ke Jakarta telah membawa lari emasnya atau hartanya.

Samsulbahri berusaha keras meolong kekasihnya itu agar pihak pemerintah mengadili Siti Nirbaya di Jakarta saja, bukan di Padang seperti permintaan Datuk Maringgih. Namun usahanya sia-sia, pengadilan tetap akan dilaksanakan di Padang. Namun karena tidak terbukti Siti Nurbaya bersalah akhirnya dia bebas.

Beberapa waktu kemudian. Samsulbahri yang sudah naik pangkat menjadi letnan dikirim oleh pemerintah ke Padang untuk membrantas para pengacau yang ada di daerah padang. Para pengacau itu rupanya salah satunya adalah Datuk Maringgih, maka terjadilah pertempuran sengit antara orang-orang Letnan Mas (gelar Samsulbahri) dengan orang-orang Datuk Maringgih. Letnan Mas berduel dengan Datuk Maringgih. Datuk Maringgih dihujani peluru oleh Lentan Mas, namun sebelum itu datuk Maringgih telah sempat melukai lentan Mas dengan pedangnya. Datuk Maringgih meninggal ditempat itu juga, sedangkan letan mas dirawat di rumah sakit.

Sewaktu di rumah sakit, sebelum dia meninggal dunia, dia minta agar dipertemukan dengan ayahnya untuk minta maaf atas segala kesalahannya. Ayah Samsulbahri juga sangat menyesal telah mengata-ngatai dia tempo dulu, yaitu ketika kejadian Samsulbahri memukul Datuk Maringgih dan mengacau keluarga orang yang sangat melanggar adat istiadat dan memalukan itu. Setelah berhasil betemu dengan ayahnya, Samsulbahripun meninggal dunia. Namun, sebelum meninggal dia minta kepada orangtuanya agar nanti di kuburkan di Gunung Padang dekat kekasihnya Siti Nurbaya. Perminataan itu dikabulkan oleh ayahnya, dia dikuburkan di Gunung Padang dekat dengan kuburan kekasihnya Siti Nurbaya. Dan di situlah kedua kekasih ini bertemu terakhir dan bersama untuk selama-lamanya.

Dengan maksud yang licik Datuk Maringgih meminjamkan uangnya pada Baginda Sulaiman. Berkat pinjangan uang dari Datuk Maringgih tersebut, usaha dagang Baginda maju pesat. Namun sayang, rupanya Datuk Maringgih menjadi iri hati melihat kemajuan dagang yang dicapai oleh Baginda Sulaiman ini, maka dengan seluruh orang suruhanya, yaitu pendekar lima, pendekar empat serta pendekar tiga, serta yanglainnya Datuk Maringgih memerintahkan untuk membakar toko Baginda Sulaiman. Dan toko Bagindapun habis terbakar. Akibatnya Baginda Sulaiman jauh bangrut dan sekligus dengan hutang yang menunpuk pada Datuk Maringgih.

Di tengah-tengah musibah tersebut, Datuk Maringgih menagih hutangnya kepadanya. Jlas, tentu saja Baginda Sulaiman tidak mempu membayarnya. Hal ini memang sengaja oelh datuk Maringgih, sebab dia sudah tahu pasti bahwa Baginda Sulaiman tidak mampu membayarnya. Dengan alasan hutang tersebut, Datuk Maringgih langsung menawarkan bagaimana kalau Siti Nurbaya, Putri Baginda Sulaiman dijadikan istri Datuk Maringgih. Kalau tawaran Datuk Maringgih ini diterima, maka hutangnya lunas. Dengan terpaksa dan berat hati, akhirnya Siti Nurbaya diserahkan untuk menadi istri Datuk Maringgih.

Waktu itu Samsulbahri, kekasih Siti Nurbaya sedang menuntut ilmu di Jakarta. Namun begitu, Samsul Bahri tahu bahwa kekasihnya diperistri oleh orang lain. Hal tersebut dia ketahui dari surat yang dikirim oleh Siti Nurbaya kepadanya. Dia sangat terpukul oleh kenyataan itu. Cintanya yang menggebu-gebu padanya kandas sudah. Dan begitupun dengan Siti Nurbaya sendiri, hatinya pun begitu hancur pula, kasihnya yang begitu dalam pada Samsulbahri kandas sudah akibat petaka yangmenimpa keluarganya.

Tidak lama kemudian, ayah Siti Nurbaya jatuh sakit karena derita yangmenimpanya begitu beruntun. Dan, kebetulan itu Samsulbahri sedang berlibur, sehingga dia punya waktu untuk mengunjungi keluarganya di Padang. Di samping kepulangnya kekampung pada waktu liburan karena kangennya pada keluarga, namun sebenarnya dia juga sekaligus hendak mengunjungi Siti Nurbaya yang sangat dia rindukan.

Ketika Samsulbahri dan Siti Nurbaya sedang duduk di bawah pohon, tiba-tiba muncul Datuk Maringgih di depan mereka. Datuk Maringgih begitu marah melihat mereka berdua yang sedang duduk bersenda gurau itu, sehingga Datuk maringgih berusaha menganiaya Siti Nurbaya. Samsulbahri tidak mau membiarkan kekasihnya dianiaya, maka Datuk Maringgih dia pukul hingga terjerembab jatuh ketanah. Karena saking kaget dan takut, Siti Nurbaya berteriak-teriak keras hingga terdengar oleh ayahnya di rumah yang sedang sakit keras. Mendengar teriakan anak yang sangat dicinatianya itu, dia berusaha bangun, namun karena dia tidak kuat, ayah Siti Nurbaya kemudian jatuh terjerembab di lantai. Dan rupanya itu juga nyawa Baginda Sulaiman langsung melayang.

Karena kejadian itu, Siti Nurbaya oleh datuk Maringgih diusir, karena dianggap telah mencoreng nama baik keluarganya dan adat istiadat. Siti Nurbaya kembali ke kampunyanya danm tinggal bersama bibinya. Sementara Samsulbahri yang ada di Jakarta hatinya hancur dan penuh dendam kepada Datuk Maringgih yang telah merebut kekasihnya. Siti Nurbaya menyusul kekasihnya ke Jakarta, naumun di tengah perjalanan dia hampir meninggal dunia, ia terjatuh kelaut karena ada seseorang yang mendorongnya. Tetapi Siti Nurbaya diselamatkan oleh seseorang yang telah memegang bajunya hingga dia tidak jadi jatuh ke laut.

Rupanya, walaupun dia selamat dari marabahaya tersebut, tetapi marabahaya sberikutnye menunggunya di daratan. Setibanya di Jakarta, Siti Nurbaya ditangkap polisi, karena surat telegram Datuk Maringgih yang memfitnah Siti Nurbaya bahwa dia ke Jakarta telah membawa lari emasnya atau hartanya.

Samsulbahri berusaha keras meolong kekasihnya itu agar pihak pemerintah mengadili Siti Nirbaya di Jakarta saja, bukan di Padang seperti permintaan Datuk Maringgih. Namun usahanya sia-sia, pengadilan tetap akan dilaksanakan di Padang. Namun karena tidak terbukti Siti Nurbaya bersalah akhirnya dia bebas.

Beberapa waktu kemudian. Samsulbahri yang sudah naik pangkat menjadi letnan dikirim oleh pemerintah ke Padang untuk membrantas para pengacau yang ada di daerah padang. Para pengacau itu rupanya salah satunya adalah Datuk Maringgih, maka terjadilah pertempuran sengit antara orang-orang Letnan Mas (gelar Samsulbahri) dengan orang-orang Datuk Maringgih. Letnan Mas berduel dengan Datuk Maringgih. Datuk Maringgih dihujani peluru oleh Lentan Mas, namun sebelum itu datuk Maringgih telah sempat melukai lentan Mas dengan pedangnya. Datuk Maringgih meninggal ditempat itu juga, sedangkan letan mas dirawat di rumah sakit.

Sewaktu di rumah sakit, sebelum dia meninggal dunia, dia minta agar dipertemukan dengan ayahnya untuk minta maaf atas segala kesalahannya. Ayah Samsulbahri juga sangat menyesal telah mengata-ngatai dia tempo dulu, yaitu ketika kejadian Samsulbahri memukul Datuk Maringgih dan mengacau keluarga orang yang sangat melanggar adat istiadat dan memalukan itu. Setelah berhasil betemu dengan ayahnya, Samsulbahripun meninggal dunia. Namun, sebelum meninggal dia minta kepada orangtuanya agar nanti di kuburkan di Gunung Padang dekat kekasihnya Siti Nurbaya. Perminataan itu dikabulkan oleh ayahnya, dia dikuburkan di Gunung Padang dekat dengan kuburan kekasihnya Siti Nurbaya. Dan di situlah kedua kekasih ini bertemu terakhir dan bersama untuk selama-lamanya.









AZAB DAN SENGSARA
MERARI SIREGAR

Di kota Siporok, hidup seorang bangsawan kaya raya yg memiliki seorang anak laki-laki dan seorang perempuan (yg perempuan tdk dijelaskan lbh lanjut oleh pengarangnya). Anaknya yg laki2 bernama Sutan Baringin. Dia sangat dimanja oleh ibunya. Segala kehendaknya selalu dituruti dan segala kesalahannya pun selalu dibela ibunya. Akibatnya, setelah dewasa, Baringin tumbuh menjadi seorang pemuda yg angkuh, berperangai jelek, serta suka berfoya-foya.

Oleh kedua orangtuanya, Sutan Baringin dinikahkan dengan Nuria, seorang perempuan baik-baik pilihan ibunya. Walaupun telah berkeluarga, Sutan Baringin masih tetap suka berfoya-foya menghabiskan harta benda kedua orangtuanya. Dia berjudi dg Marah Said, seorang prokol bambu sahabat karibnya. Sewaktu ayahnya meninggal, sifat Sutan Baringin semakin menjadi, maskin suka berfoya-foya menghabiskan harta warisan orangtuanya. Akhirnya, dia bangkrut dan utangnya sangat banyak.

Dari perkawinannya dengan Nuria, Sutan Baringin mempunyai dua orang anak. Yang satu perempuan bernama Mariamin, sedangkan yg satunya lagi laki-laki (yg laki2 tidak diceritakan pengarang). Akibat tingkah laku ayahnya, Mariamin selalu dihina oleh warga kampungnya akibat kemiskinan orangtuanya. Cinta kasih perempuan yg berbudi luhur ini dengan pemuda bernama Aminuddin terhalang oleh dinding kemiskinan orangtuanya.

Aminuddin adalah anak Bagianda Diatas, yaitu seorang bangsawan kaya-raya yg sangat disegani di daerah Siporok. Sebenarnya Baginda Diatas masih mempunyai hubungan sepupu dengan Sutan Baringin, ayah Mariamin. Ayah Baginda keduanya adalah kakak beradik.

Sejak kecil, Aminuddin bersahabat dg Mariamin. Setelah keduanya beranjak dewasa, mereka saling jatuh hati. Aminuddin sangat mencintai Mariamin. Dia berjanji untuk melamar Mariamin bila dia telah mendapatkan pekerjaan. Keadaan Mariamin yg miskin tidak menjadi masalah bagi Aminuddin.

Aminuddin memberitahukan niatnya utk menikahi Mariamin kepada kedua orangtuanya. Ibunya tidak merasa keberatan dengan niat tersebut. Dia benar2 mengenal pula keluarganya. Keluarga Mariamin masih keluarga mereka juga sebab ayah Baginda Diatas, suami ibu Aminuddin, dengan Sutan Baringin, ayah Mariamin, adalah kakak beradik. Selain itu, dia juga merasa iba terhadap keluarga Mariamin yg miskin. Bila menikah dg anaknya, dia mengharapkan agar keadaan ekonomi Mariamin bisa terangkat lagi.

Ayah Aminuddin, Baginda Diatas, tidak setuju dg niat anaknya menikahi Mariamin. Jika pernikahan itu terjadi, dia merasa malu sebab dia merupakan keluarga terpandang dan kaya-raya, sedangkan keluarga Mariamin hanya keluarga miskin. Namun, ketidaksetujuannya tsb tidak diperlihatkan kepada istri dan anaknya.
Dengan cara halus, Baginda Diatas berusaha menggagalkan pernikahan anaknya. Salah satu usahanya adalah mengajak istrinya menemui seorang peramal. Sebelumnya dia telah menitipkan pesan kepada peramal agar memberikan jawaban yg merugikan pihak Mariamin. Jelasnya, sang peramal memberikan jawaban bahwa Aminuddin tidak akan beruntung jika menikah dg Mariamin.
Setelah mendengar jawaban dr peramal tersebut, ibu Aminuddin tdk bs berbuat banyak. Dg terpaksa, dia menuruti kehendak suaminya utk menvarikan jodoh yg sesuai utk Aminuddin. Mereka langsung melamar seorang perempuan dari keluarga berada. Oleh karena Aminuddin sedang berada di Medan, mencari pekerjaan, Baginda Diatas mengirim telegram yg isinya meminta Aminuddin menjemput calon istri dan keluarganya di stasiun kereta api Medan.

Menerima telegram tsb, Aminuddin mersasa sangat gembira. Dlm hatinya telah terbayang wajah Mariamin. Ia mengira bahwa calon istri yg akan dia jemput adalah Mariamin. Namun setelah mengetahui bahwa calon istrinya itu bukanlah Mariamin, hatinya menjadi hancur. Tapi sebagai anak yg berbakti terhadap orangtuanya, dengan terpaksa ia menikahi perempuan pilihan orangtuanya itu. Aminuddin segera memberitahukan kenyataan itu kepada Mariamin.

Mendengar berita itu, Mariamin sangat sedih dan menderita. Dia langsung pingsan tak sadarkan diri. Tak lama kemudian, dia pun jatuh sakit. Stahun setelah kejadian itu, Mariamindan ibunya terpaksa menerima lamaran Kasibun, seorang kerani di Medan. Pada waktu itu, Kasibun mengaku belum mempunyai istri. Mariamin pun akhirnya diboyong ke Medan.

Sesampainya di Medan, terbuktilah siapa sebenarnya Kasibun. Dia hanyalah seorang lelaki hidung belang. Sebelum menikah dg Mariamin, dia telah mempunyai istri, yg dia ceraikan karena hendak menikah dg Mariamin. Hati Mariamin sangat terpukul mengetahui kenyataan itu. Namun, sebagai istri yg taat beragama, walaupun dia membenci dan tidak mencintai suaminya, dia tetap berbakti kepada suaminya.

Perlakuan kasar Kasibun terhadap Mariamin semakin menjadi setelah Aminuddin mengunjungi rumah mereka. Dia sangat cemburu pada Aminuddin. Menurutnya, penyambutan istrinya terhadap Aminuddin sangat di luar batas. Padahal, Mariamin menyambut Aminuddin dg cara yg wajar. Namun, karena cemburunya yg sangat berlebihan, Kasibun menganggap Mariamin telah memperlakukan Aminuddin secara berlebih-lebihan. Akibatnya, dia terus-menerus menyiksa Mariamin. (Mencintai kok menyiksa, ya?)

Perlakuan Kasibun yg kasar kepadanya, membuat Mariamin hilang kesabaran. Dia tidak tahan lagi hidup menderita serta disiksa setiap hari. Akhirnya, dia melaporkan perbuatan suaminya kepada kepolisian Medan. Dia langsung meminta cerai. Permintaan cerainya dikabulkan oleh pengadilan agama di Padang.

Setelah resmi bercerai dg Kasibun, dia kembali ke kampung halamnannya dengan penuh kehancuran. Hancurlah jiwa dan raganya. Kesengsaraan dan penderitaan secara batin maupun fisiknya terus mendera dirinya dari kecil hingga dia meninggal dunia. Sungguh tragis nasibnya.





DIAN YANG TAK KUNJUNG PADAM
STA

Suatu hari, Yasin, seorang pemuda yatim yang miskin secara kebetulan bertemu dengan seorang gadis cantik, putri seorang bangsawan Palembang. Pada saat itu, gadis cantik yang bernama Molek itu, sedang bersantai-santai di serambi rumahnya yang mewah di dekat sungai. Rupanya si cantik itu jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Yasin. Demikian pula halnya dengan Yasin. Namun, hubungan cinta mereka tidak mungkin dapat diwujudkan sebab perbedaan status sosial yang mencolok antara keduanya.

Baik Yasin maupun Molek sama-sama menyadari akan kenyataan itu, namun cinta kasih mereka yang selalu bergejolak itu mengabaikan kenyataan itu. Itulah sebabnya cinta mereka dilangsungkan melalui surat. Semua kerinduan mereka tumbuh dalam kertas.

Pada suatu hari Yasin bertekad untuk mengakhiri hubungan cinta mereka yang selalu dilakukan secara sembunyi-sembunyi itu. Dia hendak melamar Molek secara terang-terangan. Kemuadian pemuda itu memberitahukan niatnya kepada ibunya dan seluruh kerabatnya. Keluarga Yasin pun berembuk dan dengan segala kesederhanaannya, mereka melamar Molek. Namun, maksud kedatangan mereka ditolak oleh keluarga Molek karena mereka berasal dari keluarga dusun yang miskin. Mereka bahkan menghina dan menyindir keluarga Yasin sehingga rombongan itu pulang dengan membawa segudang rasa malu dan kesal.

Tak lama kemudian keluarga Molek didatangi oleh Sayid, seorang saudagar tua keturunan Arab yang kaya raya. Lelaki tua itu bermaksud untuk melamar Molek. Orangtua Molek yang materialistis itu langsung memutuskan untuk menerima lamaran Sayid. Sekalipun Molek menolak lamaran itu, perkawinan antara keduanya pun tetap berlangsung. Kehidupan perkawinan mereka tidak membawa kebahagiaan bagi Molek karena ia tidak mencintai Sayid. Ia pun mengetahui kalau tujuan Sayid menikahinya hanyalah karena harta ayahnya saja. Selain itu, perlakuan Sayid terhadapnya pun sangat kasar. Itulah sebabnya ia selalu menceritakan kegalauan, kesedihan, dan kerinduannya terhadap Yasin melalui surat-suratnya.
Ketika mengetahui pujaan hatinya hidup menderita dan juga karena kerinduannya yang semakin mendalam terhadap kekasihnya itu, Yasin mencoba menemui Molek di Palembang dengan menyamar sebagai seorang pedagang nanas. Namun pertemuan itu ternyata merupakan pertemuan terakhir mereka karena Molek yang sangat memendam kerinduan kepada Yasin itu akhirnya meninggal dunia.

Setelah kematian kekasihnya, Yasin kembali ke desanya. Tak lama kemudian, ibunya pun meninggal dunia. Semua musibah yang menimpanya membuat lelaki itu memilih hidup menyepi di lereng gunung Semeru dan ia pun meninggal di gunung itu.


















SENGSARA MEMBAWA NIKMAT
TULIS SUTAN SATI

Seorang pemuda bernama Kacak, karena merasa Mamaknya adalah seorang Kepala Desa yang dikuti, selalu bertingkah angkuh dan sombong. Dia suka ingin menang sendiri. Kacak paling tidak senang melihat orang bahagia atau yang melebihi dirinya. Kacak kurang disukai orang-orang kampungnya karena sifatnya yang demikian. Beda dengan Midun, walaupun anak orang miskin, namun sangat disukai oleh orang-orang kampungnya. Sebab Midun mempunyai perangai yang baik, sopan, taat agama, ramah serta pintar silat. Midun tidak sombong seperti Kacak.
Karena Midun banyak disukai orang,
maka Kacak begitu iri dan dengki pada Midun. Kacak sangat benci pada Midun. Sering dia mencari kesempatan untuk bisa mencelakakan Midun, namun tidak pernah berhasil. Dia sering mencari gara-gara agar Midun marah padanya, namun Midun tak pernah mau menanggapinya. Midun selalu menghindar ketika diajak Kacak untuk berkelahi. Midun bukan takut kalah dalam berkelahi dengan Kacak, karena dia tidak senang berkelahi saja. Ilmu silat yang dia miliki dari hasil belajarnya pada Haji Abbas bukan untuk dipergunakan berkelahi dan mencari musuh tapi untuk membela diri dan mencari teman.
Suatu hari istri Kacak terjatuh dalam sungai. Dia hampir lenyap dibawa arus. Untung waktu itu Midun sedang berada dekat tempat kejadian itu. Midun dengan sigap menolong istri Kacak itu. Istri Kacak selamat berkat pertolongan Midun. Kacak malah balik menuduh Midun bahwa Midun hendak memperkosa istrinya. Air susu dibalas dengan air tuba. Begitulah Kacak berterima kasih pada Midun. Waktu itu Midun menanggapi tantangan itu. Dalam perkelahian itu Midun yang menang. Karena kalah, Kacak menjadi semakin marah pada Midun. Kacak melaporkan semuanya pada Tuanku Laras. Kacak memfitnah Midun waktu itu, rupanya Tuanku Laras percaya dengan tuduhan Kacak itu. Midun mendapat hukuman dari Tuanku Laras.
Midun diganjar hukuman oleh Tuanku Laras, yaitu harus bekerja di rumah Tuanku Laras tanpa mendapat gaji. Sedangkan orang yang ditugaskan oleh Tuanku Laras untuk mengwasi Midun selama menjalani hukuman itu adalah Kacak. Mendapat tugas itu, Kacak demikian bahagia. Kacak memanfaatkan untuk menyiksa Midun. Hampir tiap hari Midun diperlakukan secara kasar. Pukulan dan tendangan Kacak hampir tiap hari menghantam Midun. Juga segala macam kata-kata hinaan dari Kacak tiap hari mampir di telinga Midun. Namun semua perlakuan itu Midun terima dengan penuh kepasrahan.
Walaupun Midun telah mendapat hukuman dari Mamaknya itu, namun Kacak rupanya belum puas juga. Dia belum puas sebab Midun masih dengan bebas berkeliaran di kampung utu. Dia tidak rela dan ikhlas kalau Midun masih berada di kampung itu. Kalau Midun masih berada di kampung mereka, itu berarti masih menjadi semacam penghalang utama bagi Kacak untuk bisa berbuat seenaknya di kampung itu. Untuk itulah dia hendak melenyapkan Midun dari kampung mereka untuk selama-lamanya.
Untuk melaksanakan niatnya itu, Kacak membayar beberapa orang pembunuh bayaran untuk melenyapkan Midun. Usaha untuk melenyapkan Midun itu mereka laksanakan ketika di kampung itu diadakan suatu perlombaan kuda. Sewaktu Midun dan Maun sedang membeli makanan di warung kopi di pinggir gelanggang pacuan kuda itu, orang-orang sewaan Kacak itu menyerang Midun dengan sebelah Midun pisau.
Tapi untung Midun berhasil mengelaknya. Namun perkelahian antar mereka tidak bisa dihindari. Maka terjadilah keributan di dalam acar pacuan kuda itu. Perkelahian itu berhenti ketika polisi datang. Midun dan Maun langsung ditangkap dan dibawa ke kantor polisi.
Setelah diperiksa, Maun dibebaskan. Sedangkan Midun dinyatakan bersalah dan wajib mendekam dalam penjara. Mendengar kabar itu, waduuh betapa senangnya hati Kacak. Dengan Midun masuk penjara, maka dia bisa dengan bebas berbuat di kampung itu tanpa ada orang yang berani menjadi penghalangnya.
Selama di penjara itu, Midun mengalami berbagai siksaan. Dia di siksa oleh Para sipir penjara ataupun oleh Para tahanan yang ada dalam penjara itu. Para tahanan itu baru tidak berani mengganggu Midun ketika Midun suatu hari ber¬hasil mengalahkan si jago Para tahanan.
Karena yang paling dianggap jago oleh Para tahanan itu kalah, mereka kemudian pada takut dengan Midun. Midun sejak itu sangat dihormati oleh para tahanan lainnya. Midun menjadi sahabat mereka.
Suatu hari, ketika Midun sedang bertugas menyapu jalan, Midun Melihat seorang wanita cantik sedang duduk duduk melamun di bawah pohon kenari. Ketika gadis itu pergi, ternyata kalung yang dikenakan gadis itu tertinggal di bawah pohon itu. Kalung itu kemudian dikembalikan oleh Midun ke rumah si gadis. Betapa senang hati gadis itu. Gadis itu sampai jatuh hati sama Midun. Midun juga temyata jatuh hati juga sama si gadis. Nama gadis itu adalah Halimah.
Setelah pertemuan itu, mereka berdua saling bertemu dekat jalan dulu itu. Mereka saling cerita pengalaman hidup, Halimah bercerita bahwa dia tinggal dengan seorang ayah tiri. Dia merasa tidak bebas tinggal dengan ayah tirinya. Dia hendak pergi dari rumah. Dia sangat mengharapkan suatu saat dia bisa tinggal dengan ayahnya yang waktu itu tinggal di Bogor.
Keluar dari penjara, Midun membawa lari Halimah dari rumah ayah tirinya itu. Usaha Midun itu dibantu oleh Pak Karto seorang sipir penjara yang baik hati. Midun membawa Halimah ke Bogor ke rumah orang tua Halimah.
Ayah Halimah orangnya baik. Dia sangat senang kalau Midun bersedia tinggal bersama mereka. Kurang lebih dua bulan Midun bersama ayah Halimah. Midun merasa tidak enak selama tinggal dengan keluarga Halimah itu hanya tinggal makan minum saja. Dia mulai hendak mencari penghasilan. Dia kemudian pergi ke Jakarta mencari kerja. Dalam Perjalanan ke Jakarta. Midun berkenalan dengan saudagar kaya keturunan arab. Nama saudagar ini sebenarnya seorang rentenir. Dengan tanpa pikiran yang jelek-jelek, Midun mau menerima uang pinjaman Syehk itu.
Sesuai dengan saran Syehk itu, Midun membuka usaha dagang di Jakarta. Usaha Midun makin lama makin besar.
Usahanya maju pesat. Melihat kemajuan usaha dagang yang dijalani Midun, rupanya membuat Syehk Abdullah Al-Hadramut iri hati. Dia menagih hutangnya Midun dengan jumlah yang jauh sekali dari jumlah pinjaman Midun. Tentu saja Midun tidak bersedia membayarnya dengan jumlah yang berlipat lipat itu. Setelah gagal mendesak Midun dengan cara demikian, rupanya Syehk menagih dengan cara lain. Dia bersedia uangnya tidak di¬bayar atau dianggap lunas, asal Midun bersedia menyerahkan Halimah untuk dia jadikan sebagai istrinya. Jelas tawaran itu membuat Midun marah besar pada Syehk . Halimah juga sangat marah pada Syehk.
Karena gagal lagi akhirnya Syehk mengajukan Midun ke meja hijau. Midun diadili dengan tuntutan hutang. Dalam persidangan itu Midun dinyatakan bersalah oleh pihak pengadilan. Midun masuk penjara lagi.
Di hari Midun bebas itu, Midun jalan jalan dulu ke Pasar Baru. Sampai di pasar itu, tiba tiba Midun melihat suatu keributan. Ada seorang pribumi sedang mengamuk menyerang seorang Sinyo Belanda. Tanpa pikir panjang Midun yang suka menolong_orang itu, langsung menyelamatkan Si Sinyo Belanda.itu. Sinyo Belanda itu sangat berterima kasih pada Midun yang telah menyelamatkan nyawanya itu.
Oleh Sinyo Belanda itu, Midun kemudian diperkenalkan kepada orang tua Sinyo itu. Orang tua Sinyo Belanda itu ternyata seorang Kepala Komisaris, yang dikenal sebagai Tuan Hoofdcommissaris. Sebagai ucapan terima kasihnya pada Midun yang telah menyelamatkan anaknya itu, Midun langsung diberinya pekerjaan. Pekerjaan Midun sebagai seorang juru Tulis.
Setelah mendapat pekerjaan itu, Midun pun melamar Halimah. Dan mereka pun menikah di Bogor di rumah orang tua Halimah.
Prestasi kerja Midun begitu baik di mata pimpinannya. Midun kemudian diangkat menjadi Kepala Mantri Polisi di Tanjung Priok. Dia langsung ditu¬gaskan menumpas para penyeludup di Medan. Selama di Medan itu, Midun, bertemu dengan adiknya, yaitu Manjau. Manjau bercerita banyak tentang kampung halamannya. Midun begitu sedih rnendengar kabar keluarganya di kampung yang hidup menderita. Oleh karena itu ketika dia pulang ke Jakarta, Midun langsung minta ditugaskan di Kampung halamannya. Permintaan Midun itu dipenuhi oleh pimpinannya.
Kepulangan Midun ke kampung halamannya itu membuat Kacak sangat gelisah. Kacak waktu itu sudah menjadi penghulu di kampung rnereka. Kacak menjadi gelisah sebab dia takut perbuatannya yang telah menggelap¬kan kas negara itu akan terbongkar. Dan dia yakin Midun akan berhasil rnembongkar perbuatan jeleknya itu. Tidak, lama kemudian, memang Kacak ditangkap. Dia terbukti telah menggelapkan uang kas negara yang ada di desa mereka. Akibatnya Kacak masuk penjara atas perbuatannva itu.
Sedangkan Midun hidup berbahagia bersama istri dan seluruh keluarga¬nya di kampung.














BELENGGU
ARMYN PANE

Dokter Sukartono dengan seorang perempuan berparas ayu, pintar, serta lincah. Perempuan itu bernama Sumartini atau panggilannya Tini. Sebenarnya Dokter Sukartono atau Tono tidak mencintai Sumartini. Demikian pula sebaliknya, Tini juga tidak mencintai Dokter Sukartono.
Mereka berdua menikah dengan alasan masing-masing. Dokter Sukartono menikahi Sumartini karena kecantian, kecerdasan, serta mendampinginya sebagai seorang dokter adalah Sumartini. Sedangkan Sumartini menikahi Dokter Sukartono karena hendak melupakan masa silamnya. Menurutnya dengan menikahi seorang dokter, maka besar kemungkinan bagi dirinya untuk melupakan masa lalunya yang kelam. Jadi, keduanya tidak saling mencintai.
Karena keduanya tidak saling mencintai, mereka tidak pernah akur. Mereka tidak saling berbicara dan saling bertukar pikiran. Masalah yang mereka hadapi tidak pernah dipecahkan bersama-sama sebagaimana layaknya suami istri. Masing-masing memecahkan masalahnya sendiri-sendiri. Itulah sebabnya keluarga mereka tampak hambar dan tidak harmonis. Mereka sering salah paham dan suka bertengakar.
Ketidakharmonisan keluarga mereka semakin menjadi karena Dokter Sukartono sangat mencintai dan bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaannya. Dia bekerja tanpa kenal waktu. Jam berapa saja ada pasien yang membutuhkannya, dia dengan sigap berusaha membantunya. Akibatnya, dia melupakan kehidupan rumah tangganya sendiri. Dai sering meninggalkannya istrinya sendirian dirumah. Ida betul-betul tidak mempunyai waktu lagi bagi istrinya, Tini.
Dokter Sukartono sangat dicintai oleh pasiennya. Dia tidak hanya suka menolong kapan pun pasien yang membutuhkan pertolongan, tetapi ia juga ridak meminta bayaran kepada pasien yang tak mampu. Itulah sebabnya, dia dikenal sebagi dokter yang sangat dermawan.
Kesibukan Dokter Sukartono yang tak kenal waktu tersebut semakin memicu percekcokan dalam rumah tangga. Menurut Suamrtini, Dokter Sukartono sangat egois. Sumartini merasa telah disepelekan dan merasa bosan karena selalu ditinggalkan suaminya yang selalu sibuk menolong pasien-pasiennya. Dia merasa dirinya telah dilupakan dan merasa bahwa derajatnya sebagai seorang perempuan telah diinjak-injak sebagai seorang istri. Karena suaminya tidak mampu memenuhi hak sebagai seorang istri. Karena suaminya tidak mampu memenuhi hak tersebut, maka Sumartini sering bertengkat. Hampir setiap hari mereka bertengkat. Masing-masing tidak mau mengalah dan merasa paling benar.
Suatu hari Dokter Sukartono mendapat panggilan dari seorang wanita yang mengaku dirinya sedang sakit keras. Wanita itu meminta Dokter Sukartono datang kehotel tempat dia menginap. Dokter Sukartono pun datang ke hotel tersebut. Setibanya dihotel, dia merasa terkejut sebab pasien yang memanggilnya adalah Yah atau Rohayah, wanita yang telah dikenalnya sejak kecil. Sewaktu masih bersekolah di Sekolah Rakyat, Yah adalah teman sekelasnya.
Pada saat itu Yah sudah menjadi janda. Dia korban kawin paksa. Karena tidak tahan hidup dengan suami pilihan orang tuanya, dia melarikan diri ke Jakarta dia terjun kedunia nista dan menjadi wanita panggilan. Yah sebenarnya secara diam-diam sudah lama mencintai Dokter Sukartono. Dia sering menghayalkan Dokter Suartono sebagai suaminya. Itulah sebabnya, dia mencari alamat Dokter Sukartono. Setelah menemukannya, dia menghubungi Dokter Sukartono dengan berpura-pura sakit.
Karena sangat merindukan Dokter Sukartono, pada saat itu juga, Yah menggodanya. Dia sangat mahr dalam hal merayu laki-laki karena pekerjaan itulah yang dilakukannya selama di Jakarta. Pada awalanya Dokter Sukartono tidak tergoda akan rayuannya, namun karena Yah sering meminta dia untuk mengobatinya, lama kelamaan Dokter Sukartono mulai tergoda akan rayuannya, namun karena Yah sering meminta dia untuk mengobatinya, lama-kelamaan Dokter Sukartono mulai tergoda. Yah dapat memberikan banyak kasih sayang yang sangat dibutuhkan oleh Dokter Sukartono yang selama ini tidak diperoleh dari istrinya.
Karena Dokter Sukartono tidak pernah merasakan ketentraman dan selalu bertengkar dengan istrinya, dia sering mengunjungi Yah. Dia mulai merasakan hotel tempat Yah menginap sebagai rumahnya yang kedua.
Lama-kelamaan hubungan Yah dengan Tono diketahui oleh Sumartini. Betapa panas hatinya ketika mengethui hubungan gelap suaminya dengan wanita bernama Yah. Dia ingin melabrak wanita tersebut. Secara diam-diam Sumartini pergi kehotel tempat Yah menginap. Dia berniat hendak memaki Yah sebab telah mengambil dan dan menggangu suaminya. Akan tetapi, setelah bertatap muka dengan Yah, perasaan dendamnya menjadi luluh. Kebencian dan nafsu amarahnya tiba-tiba lenyap. Yah yang sebelumnya dianggap sebagai wanita jalang, ternyata merupakan seorang wanita yang lembut dan ramah. Tini merasa malu pada Yah. Dia merasa bahwa selama ini dia bersalah pada suaminya. Dia tidak dapat berlaku seperti Yah yang sangat didambakan oleh suaminya.
Sepulang dari pertemuan dengan Yah, Tini mulai berintropeksi terhadap dirinya. Dia merasa malu dan bersalah kepada suaminya. Dia merasa dirinya belum pernah memberi kasih sayang yang tulus pada suaminya. Selama ini dia selalu kasar pada suaminya. Dia merasa telah gagal menjadi Istri. Akhirnya, dia mutuskan untuk berpisah dengan Suaminya.
Permintaan tersebut dengan berat hati dipenuhi oleh Dokter Sukartono. Bagaimanapun, dia tidak mengharapkan terjadinya perceraian. Dokter Sukartono meminta maaf pada istrinya dan berjanji untuk mengubah sikapnya. Namun, keputusan istrinya sudah bulat. Dokter Sukartono tak mampu menahannya. Akhirnya mereka bercerai.
Betapa sedih hati Dokter Sukartono akibat perceraian tersebut. Hatinya bertambah sedih saat Yah juga pergi. Yah hanya meninggalkan sepucuk surat yang mengabarkan jika dia mencintai Dokter Sukartono. Dia akan meninggalkan tanah air selama-lamanya dan pergi ke Calidonia.
Dokter Sukartono merasa sedih dalam kesendiriannya. Sumartini telah pergi ke Surabaya. Dia mengabdi pada sebuah panti asuhan yatim piatu, sedangkan Yah pergi ke negeri Calidonia.



SALAH ASUHAN
ABDUL MUIS

Hanafi, laki-laki muda yang asli orang Minangkabau, berpendidikan tinggi dan berpandangan kebarat-baratan. Bahkan ia cenderung memandang rendah bangsanya sendiri. Sejak kecil Hanafi berteman dengan Corrie du Bussee, gadis Indo-Belanda yang amat cantik parasnya, lincah dan menjadi dambaan setiap pria yang mengenalnya. Karena selalu bersama-sama mereka pun saling mencintai satu sama lain. Setiap hari mereka berdua bermain tenis. Tapi cinta mereka tidak dapat disatukan karena perbadaan bangsa. Jika orang Bumiputera menikah dengan keturunan Belanda maka mereka akan dijauhi oleh para sahabatnya dan orang lain. Untuk itu Corrie pun meninggalkan Minangkabau dan pergi ke Betawi agar hilanglah perasaan Corrie kepada Hanafi. Perpindahan itu sengaja ia lakukan untuk menghindar dari Hanafi dan sekaligus untuk meneruskan sekolahnya di sana.

Tuan du bussee adalah ayah Corrie. Dia adalah orang prancis yang sudah pension dari jabatan arsiteknya. Di hari pensiunnya dia menghabiskan waktu untuk anaknya Corrie. Tapi dia juga suka dengan berburu, meski umurnya sudah enam puluh Tahun. Tidak ada hutan belukar yang tidak dia kunjungi. Apa bila senapan itu meletus, dapatlah seeokor penghuni rimba. Kulitnya di jemur lalu dikirim ke paris. Dari situlah biaya kehidupan Corrie untuk bersekolah dan untuk makan mereka berdua sebab istri Tuan Du  bussee sudah meninggal sejak Corrie masih kecil. Pada waktu itu juga dia tidak sampai hati meninggalkan kuburan istrinya yang berada di solok.

Akhirnya ibu Hanafi ingin menikahkan Hanafi dengan Rapiah. Rapiah adalah sepupu Hanafi, gadis Minangkabau sederhana yang berperangai halus, taat pada tradisi dan adatnya. Ibu Hanafi ingin menikahkan Hanafi dengan Rapiah yaitu untuk membalas budi pada ayah Rapiah yang telah membantu membiayai sekolah Hanafi. Awalnya Hanafi tidak mau karena cintanya hanya untuk Corrie saja. Tapi dengan bujukan ibunya walaupun terpaksa ia menikah juga dengan Rapiah. Karena Hanafi tidak mencintai Rapiah, di rumah Rapiah hanya diperlakukan seperti babu, mungkin Hanafi menganggap bahwa Rapiah itu seperti tidak ada apabila banyak temannya orang Belanda yang datang ke rumahnya. Hanafi dan Rapiah dikarunia seorang anak laki-laki yaitu Syafei.

Suatu hari Hanafi digigit anjing gila, maka dia harus berobat ke Betawi agar sembuh. Di Betawi Hanafi dipertemukan kembali dengan Corrie. Disana, Hanafi menikah dengan Corrie dan mengirim surat pada ibunya bahwa dia menceraikan Rapiah. Ibu Hanafi dan Rapiah pun sangat sedih tetapi walaupun Hanafi seperti itu Rapiah tetap sabar dan tetap tinggal dengan Ibu Hanafi. Perkawinannya dengan Corrie ternyata tidak bahagia, sampai-sampai Corrie dituduh suka melayani laki-laki lain oleh Hanafi. Akhirnya Corrie pun sakit hati dan pergi dari rumah menuju Semarang. Corrie sakit Kholera dan meninggal dunia. Hanafi sangat menyesal telah menyakiti hati Corrie dan sangat sedih atas kematian Corrie, Hanafi pun pulang kembali ke kampung halamannya dan menemui ibunya, disna Hanafi hanya diam saja. Seakan-akan hidupnya sudah tidak ada artinya lagi. Hanafi sakit, kata dokter ia minum sublimat (racun) untuk mengakiri hidupnya, dan akhirnya dia meninggal dunia.

Dua Tahun sudah terlampaui, Corrie sudah banyak perubahan. Belum setahun corrie meneruskan sekolahnya di betawi, ayahnya sudah meninggal. Demi menrima telegram dari Tuan Assisten Residen Solok menyatakan hal kematian ayahnya itu, Corrie bagai tak dapat dilarai –larai dari pada sedihnya. Corrie akhirnya memutuskan untuk pergi. Dia mulai membereskan pakaiannya untuk berangkat ke solok untuk melihat kuburan ayahnya itu. Tetapi di akhirinya lah keberangkatannya ke solok. Sebab dia tidak sanggup melihat sendiri kuburan ayahnya karena di solok tidak ada tempatnya lagi untuk mencurahkan isi hatinya. Akhirnya dia mengirimkan telegram ke pada Assisten Residen supaya kuburan ayahnya di perlakukan secara layak. Sampai akhirnya umur Corrie sudah 21 Tahun yang tinggal di Weeskamer. Akhirnya dia dapat menerima peninggalan dari ayahnya.









DIBAWAH LINDUNGAN KA’BAH
HAMKA

Seorang pemuda bernama Hamid, sejak berumur empat tahun telah ditinggal mati ayahnya. Ayah Hamid mula-mula ialah seorang yang kaya. Karena itu banyak sanak saudara dan sahabatnya. Tetapi setelah perniagaannya jatuh dan menjadi melarat, tak ada lagi sanak saudara dan sahabatnya yang datang. Karena sudah tak terpandang lagi oleh orang-orang sekitarnya itu, maka pindahlah ayah Hamid beserta ibunya ke kota Padang, yang akhirnya dibuatnya sebuah rumah kecil. Di tempat itulah ayah Hamid meninggal.

Tatkala Hamid berumur enam tahun, untuk membantu ibunya ia minta kepada ibunya agar dibuatkan jualan kue-kue untuk dijajakan setiap pagi.

Di dekat rumah hamid terdapat sebuah gedung besar yang berpekarangan luas. Rumah itu telah kosong karena pemiliknya, seorang Belanda, telah kembali ke negerinya. Hanya penjaganya yang masih tinggal, yakni seorang laki-laki tua yang bernama Pak Paiman. Tetapi tak lama kemudian, rumah itu dibeli oleh seorang-orang kaya yang bernama Haji Jakfar. Isterinya bernama Mak Asiah dan anaknya hanya seorang perempuan saja yang bernama Zainab.

Setiap hari Hamid dipanggil oleh Mak Asiah karena hendak membeli makanan yang dijualnya itu. Pad awaktu itu juga ia ditanya oleh Mak Asiah tentang orang tuany6a dan tempat tinggalnya. Setelah Hamid menjawab pertanyaan itu, Mak Asiah pun meminta kepada Hamid agar ibunya datang ke rumahnya. Sejak kedatangan ibu Hamid ke rumah Mak Asiah itulah, maka persahabatan mereka itu menjadi karib dan Hamid beserta ibunya sudah dianggap sebagai keluarganya sendiri.

Ketika Hamid berumur tujuh tahun, ia pun atas biaya Haji Jakfar yang baik hati itu disekolahkan bersama-sama anaknya, Zainab, yang umurnya lebih muda daripada Hamid. Pergaulan Hamid dengan Zainab, seperti pergaulan antara kakak dengan adik saja. Setelah tamat dari SD, Hamid dan Zainab pun sama-sama dilanjutkan sekolahnya ke Mulo.

Setelah keduanya tamat dari Mulo, barulah Hamid berpisah dengan Zainab, karena menurut adat Zainab harus masuk pingitan, sedang Hamid yang masih dibiayai oleh Haji Jakfar, meneruskan pelajaran ke sekolah agama di Padangpanjang. Di sekolah itulah Hamid mempunyai seorang teman laki-laki yang bernama Saleh.

Pada suatu petang, tatkala Hamid pergi berjalan-jalan di pesisir, bertemulah ia dengan Mak Asiah yang baru datang dari berziarah ke kubur suaminya. Ia naik perahu sewaan bersama-sama dua orang perempuan tua lainnya. Pada pertemuan itulah Mak Asiah mengharapkan kedatangan Hamid ke rumahnya pada keesokan harinya, karena ada suatu hal penting yang hendak dibicarakannya. Setelah Hamid datang pada keesokan harinya ke rumah Mak Asiah, maka Hamid pun dimintai tolong oleh Mak Asiah agar ia mau membujuk Zainab untuk bersedia dinikahkan dengan kemenakan Haji Jakfar yang pada waktu itu masih bersekolah di Jawa. Tetapi permintaan itu ditolak oleh Zainab dengan alasan ia belum lagi hendak menikah.

Penolakan itu sebenarnya disebabkan Zainab sendiri telah jatuh cinta kepada Hamid. Bagi Hamid sendiri, sebenarnya ia cinta kepada Zainab, hanya cintanya itu tidak dinyatakan berterus terang kepada Zainab. Karena itulah, sebenarnya suruhan Mak Asiah itu bertentangan dengan isi hatinya. Tetapi karena ia telah berhutang budi kepada Mak Asiah, maka dilaksanakan permintaan tersebut. Setelah kejadian itu Hamid pun pulang ke rumahnya, tetapi sejak itu, ia tidak pernah lagi datang ke rumah Mak Asiah, karena sejak itu ia meninggalkan kota Padang menuju Medan dan selanjutnya pergi ke tanah Suci Mekah. Dari Medan Hamid berkirim surat kepada Zainab untuk minta diri pergi menurutkan kemana arah kakinya berjalan. Surat Hamid itulah yang selalu mendampingi Zainab yang dalam kesepian itu.





TAK PUTUS DIRUNDUNG MALANG
NUR SUTAN ISKANDAR

Dua anak yatim piatu mengalami cobaan silih berganti. Banyak orang yang tidak peduli atau pun menolong. Mereka hanya berjuang berdua. Sampai akhirnya sang adik perempuan meninggal, sang kakak jadi makin tertekan dan lemah, dan pada akhirnya juga meninggal dunia.

Sebuah keluarga tidak mempunyai seorang ibu, hanya ada seorang ayah dan dua orang anak yang sudah menjadi piatu. Anak laki-laki bernama Mansur dan yang perempuan bernama Laminah.

Keluarga miskin ini berada di Dusun Ketahun di Bengkulu. Cobaan kembali datang pada Mansur dan Laminah ketika ayah mereka juga meninggal. Sekarang kedua anak tersebut menjadi yatim piatu dan tidak mempunyai harta sama sekali.

Setelah itu mereka diasuh oleh bibi yang bernama Jepisah. Bibi mereka selalu bersikap baik terhadap mereka. Pertama kali saat mereka tinggal bersama Jepisah, mereka diperlakukan seperti anak sendiri oleh Jepisah dan suaminya yang bernama Madang.

Tapi sayang, setelah beberapa hari kemudian mereka kembali harus merasakan pahitnya kehidupan. Suami Jepisah mulai berbuat yang tidak baik terhadap mereka. Madang sering mengeluarkan kata-kata keras dan kasar kepada mereka, bahkan memukul atau menendang. Sementara bibi Jepisah sangat menyayangi mereka berdua.

Mansur dan Laminah tetap bersabar sampai akhirnya sebuah kesalahpahaman menjadikan mereka harus pergi meninggalkan bibi yang sangat mereka sayangi itu. Mereka lalu menginap di tempat Datuk Halim dan istrinya yang bernama Seripah.

Keadaan mereka saat itu lebih baik. Mereka diperlakukan seperti seorang yatim piatu yang memang benar-benar harus disayangi dan dikasihi. Namun karena merasa sudah sangat merepotkan, mereka berdua berencana untuk pergi merantau ke kota Bengkulu dan meninggalkan Dusun Ketahun.

Setalah tiba di kota Bengkulu, tepatnya di kampung Cina, mereka dipekerjakan oleh seorang toke yang memiliki sebuah toko Roti. Dalam beberapa tahun mereka hidup dengan tenang disana.

Tapi ketenangan mereka kembali terganggu setelah datangnya seorang pegawai baru di toko itu yang bernama Sarmin. Sikap Sarmin sangat menakutkan. Bandannya kekar berotot. Laminah merasa sangat terganggu akan keberadaan Sarmin.

Seringkali Laminah harus menangis tersedu karena rasa takutnya terhadap Sarmin. Oleh karena itu, Mansur bertekad memberi peringatan terhadap Sarmin. Perkelahian pun tidak dapat dihindari lagi.

Lalu Mansur beserta adiknya memutuskan untuk mencari pekerjaan ditempat lain. Tanpa disangka mereka pun kembali merasakan kejamnya kehidupan.

Mansur harus di bawa ke kantor polisi dan terpaksa mendekam di dalam sel setelah dituduh mencuri uang.

Laminah terpaksa menerima kenyataan pahit itu, dan harus rela hidup sendirian tanpa saudaranya. Apalagi ia kembali terusik oleh Darwis, temannya dulu ketika masih bekerja di toko Roti.

Laminah hampir diperkosa oleh Darwis laki-laki yang tidak punya perasaan tersebut. Ia tidak tahan lagi akan kehidupan pahit yang sering dialaminya. Pada akhirnya ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat dari tebing curam ke lautan luas.

Sementara Mansur akhirnya keluar dari penjara, setelah beberapa lama mendekam disana. Mansur akhirnya bisa merasakan kembali udara segar kota Bengkulu. Tak lama sesuda hitu, kabar mengenai kematian adiknya pun terdengar olehnya.

Sekarang Mansur hanya hidup sendiri setelah ditinggal mati ibu, ayah dan adiknya. Ia berusaha tetap tabah mengahadapi kenyataan tersebut. Sampai akhirnya malapetaka pun datang.

Pikiran dan perasaan Mansur makin tertekan karena terlalu banyak memikirkan kehidupan yang baginya semakin kejam dan menyiksa. Badannya menjadi lemah tidak bertenaga, sampai akhirnya ketika sedang berlayar ia jatuh pingsan dan tenggelam ke lautan. Jenazahnya tidak diketemukan dan menghilang.















SI JAMIN DAN SI JOHAN
MERARI SIREGAR


Di Taman Sari, ada sebuah rumah yang sudah setengah tua dengan cat yang sudah tak tentu lagi warnanya. Rumah itu dihuni oleh Jamin dan Johan, kakak-beradik yang sangat malang. Ayahnya, si Bertes adalah pemabuk berat. Ibu kandungnya yang sangat baik, Mina telah meninggal. Lalu ayahnya menikah lagi dengan perempuan lain  bernama Inem. Ibu tiri si Jamin dan si Johan ini sangat buruk tingkah-lakunya. Jika ayahnya tukang mabuk, maka ibu tirinya tukang menghisap candu. Selain itu, Inem juga sering memukuli dan memarahi Johan, apalagi jika hasilnya mengemis tak sesuai dengan yang diharapkannya.

Setiap hari, si Jamin meminta-minta untuk menghidupi keluarganya. Si Jamin sudah kerap kali pulang dengan uang sedikit sehingga ibu tirinya memarahinya. Si Jamin memang malu berbuat seperti budak  peminta-minta yang lain, yang suka meminta sedekah dengan kata-kata membujuk dan kadangkala berdusta.
Suatu saat, karena perolehannya belum cukup si Jamin tidak berani pulang. Karena belum makan seharian, ia pun pingsan. Ia ditemukan  oleh Kong Sui di depan toko obatnya. Kong Sui dan istrinya, Nyonya Fi terkenal kebaikannya suka menolong orang. Oleh sepasang suami-istri itu, si Jamin diberi makan dan diberi baju ganti yang masih layak pakai. Atas permintaan Kong Sui dan Nyonya Fi, ia pun menceritakan asal-usulnya. Karena iba, sebelum pulang si Jamin diberi sejumlah uang dan dibekali makanan untuk diberikan pada adiknya, si Johan.
Suatu hari, kejadian mengenaskan menimpa Jamin. Sewaktu ia akan mengembalikan cincin Nyonya Fi yang tertinggal di kantong celana yang diberikan kepadanya, Jamin tertabrak oleh trem. Ia pun dibawa ke rumah sakit. Adiknya, si Johan yang waktu itu ada bersama Jamin langsung menangis. Ia tak mengerti. Semua itu terjadi dalam sekejap.
Ternyata, cincin yang dibawa abangnya itu terjatuh. Ia pun memungut dan mengembalikannya kepada Nyonya Fi. Bersama Kong Sui dan Nyonya Fi, si Johan mencari keberadaan kakaknya. Mereka masih sempat bertemu dengan Jamin sebelum ajal menjemputnya.
Setelah kejadian itu, si Johan tinggal bersama Kong Sui. Ibu tirinya, Inem tak lagi tinggal di rumah. Tetangga-tetangganya pun tak mengetahui ke mana perginya. Bertes, ayah Johan yang sudah tiga bulan dipenjara dibebaskan. Ia tidak terbukti bersalah pada kasus perkelahian yang terjadi di Pasar Senen. Ia pun menyesali segala perbuatannya. Ia pun berterima kasih kepada keluarga Kong Sui.
Lima tahun kemudian, si Johan tamat dari sekolah dasar. Ia lalu meneruskan ke sekolah pertukangan di Jawa atas biaya Kong Sui.  Ayahnya pun telah mendapatkan pekerjaan yang tetap berkat bantuan Kong Sui. 



















LAYAR TERKEMBANG
STA


Tuti dan Maria merupakan anak dari Raden Wiriatmajda, anak sulungnya yaitu Tuti memiliki sifat yang teguh pendiriannya, pendiam dan aktif dalam berbagai organisasi wanita. Sebaliknya dengan anak bungsu Wiriatmajda, Maria cenderung periang, lincah dan orang yang mudah kagum. Hari minggu ini mereka akan mengunjungi akuarium di sebuah pasar ikan, ketika mereka hendak mengambil sepeda dan meninggalkan pasar seorang pemuda menghampiri mereka yang kebetulan sepeda pemuda itu bersebelahan dengan sepeda mereka. Akhirnya mereka berkenelan dengan pemuda tersebut. Pemuda tersebut bernama Yusuf dia merupakan mahasiswa kedokteran dan putra dari Demang Munaf, yang tinggal di Martapura Kalimantan Selatan. Setelah berkenalan Yusuf mengantar Tuti dan Maria sampai depan rumah.
Semenjak pertemuan itu Yusuf selalu terbayang-bayang kedua gadis tersebut, terutama Maria gadis yang cantik, lincah dan periang. Yusuf telah menaruh hati kepada Maria sejak pertama mereka bertemu. Keesokan hainya Yusuf, Maria dan Tuti  bertemu di depan hotel Des Indes semenjak pertemuan mereka yang kedua itu Yusuf sering sekali menjemput Maria untuk berangkat bersama ke sekolah. Hubungan mereka semakin dekat, Yusuf pun sudah berani berkunjung ke rumah Wiriatmadja untuk menemui Maria. Di sana dia di sambut dengan lembut dan sopan, sering sekali dia berkunjung ke sana. Tuti pun sedang di sibukkan dengan kongres Putri Sedar yang di pimpinnya.
Yusuf memutuskan untuk berlibur sebentar di kampong halamannya. Selama berlibur Maria dan Yusuf saling berkirim surat, dalam surat tersebut Maria mengatakan telah pindah ke Bandung. Surat-surat yang dikirim oleh Maria membuat Yusuf semakin rindu kepadanya, sehingga dia memutuskan untuk kembali ke Jakarta dan mengunjungi Maria. Kedatangan Yusuf di sambut hangat oleh Maria dan Tuti. Yusuf mengajak mereka berjalan-jalan, tetapi Tuti tidak dapat meninggalkan kesibukannya. Mereka menuju ke air terjun, di bahaw air terjun Maria merasa kedinginan dalam kesempatan itu Yusuf menyatakan cintanya kepada Maria.
Hari-hari Maria penuh dengan kehangatan dengan Yusuf. Sebaliknya hari-hari Tuti dihabiskan dengan membaca buku. Melihat kemesraan yang di alami adiknya Tuti pun ingin mengalami hal yang sama. Tetapi Tuti memiliki kekawatiran terhadap hubungan Maria dan Yusuf. Tuti menasehati Maria jangan terlalu diperbudak oleh cinta, nasehat Tuti justru memicu pertengkaran di antara mereka. Maria bahkan menyinggung akibat putusnya hubungan Tuti dengan tunangannya Hambali. Pertengkatan antara mereka memberikan pukulan keras terhadap Tuti.
Dari kejadian itu Tuti merasa sendiri dan sepi dalam kehidupannya. Di tempat kerjanya Tuti mendapat teman baru yaitu Supomo. Supomo sempat menyatakan cintanya kepadanya. Sekarang Tuti dihadapkan pada dua pilihan antara menikah dengan organisasi Putri Sedar yang tidak dapat dia tinggalkan. Akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkan Supomo meskipun dia telah berusia 27 tahun.
Maria terserang sakit yang cukup parah, yaitu muntah darah dan TBC. Keluarga Wiriatmadja akhirnya memutuskan agar Maria di rawat di rumah sakit Pacet. Tuti pun kembali memperhatikan Maria, Ia sangat khawatir akan keadaan adiknya. Setiap hari Yusuf juga mengunjungi Maria, secara langsung Yusuf selalu bertemu dengan Tuti. Tuti dan Yusuf sudah mulai dekat. Semakin hari keadaan Maria semakin menurun, dan keadaannya berakhir di cintainya dengan tulus,. Sebaliknya Tuti juga merasakan bahwa cinta Yusuf kepadanya juga tulus. Sekarang Tuti merasa yakin bahwa Yusuf adalah calon suami yang baik dan bisa di cintainya dengan kematian.
Sebelum meninggal Maria telah berpesan kepada Tuti, supaya apabila jiwanya tidak terselamatkan kakaknya bersedia menjadi istri kekasihnya yang sekarang ini. Tuti dan Yusuf telah kehilangan seseorang yang amat mereka sayangi. Sepeninggal Maria, Tuti merasa bahwa Yusuf dapat.