Translate

Selasa, 25 Agustus 2015

Musikalisasi Video IX/1

Diponegoro
merah putih

unsur syair IX/1

Unsur syair 2
Unsur-Unsur Syair
Unsur itu meliputi tema, isi, pesan, rima, jumlah suku kata, jumlah baris, dan jumlah bait dalam syair.
a. Tema/Sense
Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. seperti ketuhanan (religius), kemanusiaan, cinta, patriotisme, perjuangan,kegagalan hidup, alam, kebaikan, kepahlawanan, kesedihan, kerinduan, pendidikan, budi pekerti, dan perpisahan.
b. Perasaan/Feeling
Perasaan yang menjiwai syair bisa perasaan gembira, sedih,terharu, terasing, tersinggung, patah hati, tercekam, tertekan,cemburu, ketakutan, kesepian, takut, menyesal, dan putus asa.
c. Nada/Tone
Sebuah syair dapat bernada sinis,protes, menggurui, main-main, bercanda, patriotik, belas kasih,dendam, membentak, memelas, takut, mencekam, mencemooh,merendahkan, khusyuk, filosofis, mengejek (menghina), meremehkan, menghasut, mengimbau (menyuruh), dan memuji.
d. Amanat
Setiap pembaca dapat berbeda-beda dalam menentukan amanat syair. Meskipun demikian, amanat tidak dapat lepas dari tema yang dikemukakan penyair.

2. Struktur Bentuk Syair
 Strukturnya meliputi unsur-unsur berikut.
a. Larik/Baris

Larik merupakan kalimat yang ada dalam syair. Larik-larik syair dibentuk oleh kata-kata yang indah. Kata-kata ini bias bermakna denotasi atau konotasi. Bahkan, bisa juga bermakna kias. Larik atau baris merupakan kelompok kata atau kumpulan kelompok kata.

b. Bait

Bait berupa kumpulan larik atau kumpulan baris. Jumlah larik dalam bait bisa berbeda-beda. Bait disebut juga kuplet.

c. Pertautan

Larik-larik dalam syair saling berhubungan dalam membentuk bait. Isi dalam bait syair pun juga harus berhubungan.
d. Diksi

. Kata-kata yang digunakan dalam syair harus dipilih
e. Pengimajian
Pengimajian disebut juga citraan. Citraan berhubungan dengan pancaindra. Apa yang digambarkan penulis dapat dilihat dari citraan. Ada beberapa citraan yang dapat kamu temukan dalam syair. Citraan yang dapat kamu temukan seperti berikut.
  1. Imaji penglihatan (visual)
  2. Imaji pendengaran (audio)
  3. Imaji perasaan (taktil)
  4. Imaji perabaan
  5. Imaji penciuman
f. Rima
Rima atau sajak biasa disebut persamaan bunyi yang terdapat dalam syair
Latar belakang pendidikan pengarang


  1. Latar belakang budaya
  2. Latar belakang social
  3. Religi
  4. Adat
  5. Kebudayaan
  6. Nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat

Perhatikan kutipan syair berikut:

Wahai pemuda kenali dirimu
Ialah perahu tamsil tubuhmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat juga kekal dirimu
Tema syair diatas adalah . . . .
a. Para pemuda harus mengenali dirinya sebaik mungkin
b. Para pemuda harus mengetahui tamsil dirinya
c. Para pemuda harus menggunakan waktu hidupnya
d. Para pemuda harus menyadari bahwa hidup ini sementara saja

       Rindu Dendam…
Beta menunggu tidak tersabar,
Dalam hati berdebar-debar,
Rasa rindu tidak terkhabar,
Bila bersua tersenyum lebar.

Di DWI Maya beta khabarkan,
Rindu di hati beta luahkan,
Khabar tersusun beta tuliskan,
Untuk dikongsi bersama rakan.

Warkah abang sudahlah tamat,
Rindu di hati terlalu amat,
Cinta abang di hati tersemat,
Syaaban 1424 tamat.

Syair tersebut bertema …
a. Ketuhanan adalah segalanya.
b. Kemanusiaan menjadi maya dalam hati.
c. Cinta kasih mempererat kedamaian hati.
d. Cinta tanah air diperjuangkan hingga tamat.

Pesan yang disampaikan dalam syair tersebut …
a. Jangan gila karena cinta.
b. Jatuh cinta membawa duka.
c. Kerinduan seseorang akan menyiksa batin.
d. Kerinduan seseorang akan terobati dengan menuliskan surat.

Puisi berikut ini yang merupakan syair adalah …
a. Bila kita bersama sudah,
Dunia ini terlalu in dah,
Dinda cantik permata bertahta,
Cantik rupa bicara petah.

b. Ditenun kain dengan kapas,
Bermacam-macam warna ragi,
Perahu lilin layar kertas,
Berani kulunggar lautan api.

c. Buah rambutan masak sebuah,
Kalau dimanakn manis rasanya,
Nona yang berbaju merah,
Sudahkah ada yang punya?

d. Air dalam bertambah dalam,
Hujan di hulu belum lagi teduh.
Hati dendam bertambah dendam,
Dendam dahulu belum lagi disentuh









Lingkungan Hidup
DESAMU DESAKU
DESA YANG INDAH PERMAI
DESAMU DESAKU
DESA YANG INDAH PERMAI
AIR MENGALIR JERNIH
UDARA SEGAR BERSIH
HEWAN TERLINDUNG
TANAM TANAMAN SUBUR
Reff
ITULAH LINGKUNGAN HIDUPMU
NIKMAT DAN KURNIA TUHANMU
YANG HARUS KAU SYUKURI
AGAR TETAP LESTARI
PENCEMARAN DAN PENGRUSAKAN HINDARI
HUTAN LEBAT JANGAN KAU GUNDULI
AIR UDARA JANGAN KAU CEMARI
DAN USAHAKAN SELALU
RIDHO ALLAH PADAMU
AGAR BENCANA ALAM TAK MENIMPAMU

ALLAH SWT MENCIPTAKAN MANUSIA DARI BUMI, DAN MENYURUH SEMUA MANUSIA, AGAR MEMBUAT KEMAKMURAN DI ATAS BUMI, TERNYATA BANYAK TERJADI KERUSAKAN DI DARATAN DAN DI LAUTAN, AKIBAT PERBUATAN TANGAN TANGAN MANUSIA ITU SENDIRI, WAHAI SAUDARA-SAUDARAKU SEBANGSA SETANAH AIR, SADARLAH BAHWA LINGKUNGAN HIDUP YG HARMONIS ADALAH NIKMAT ALLAH YG TAK TERHINGGA NILAINYA, DAN ALLAH TIDAK AKAN MERUSAK NIKMAT YG TELAH DI BERIKAN KEPADA SESUATU BANGSA, KECUALI BANGSA ITU SENDIRI MERUSAKNYA



             Berita Cuaca
Lestari alamku lestari desaku
Dimana Tuhanku menitipkan aku
Nyanyi bocah-bocah di kala purnama
Nyanyikan pujaan untuk nusa

Damai saudaraku suburlah bumiku
Kuingat ibuku dongengkan cerita
Kisah tentang jaya nusantara lama
Tentram kartaraharja di sana

Mengapa tanahku rawan ini
Bukit bukit telanjang berdiri
Pohon dan rumput enggan bersemi kembali
Burung-burung pun malu bernyanyi

Kuingin bukitku hijau kembali
Semenung pun tak sabar menanti          (tumb.semak)
Doa kan kuucapkan hari demi hari
Kapankah hati ini lapang diri



PENGERTIAN SYAIR IX / 1

SYAIR

Pengertian Syair, Kata syair dalam bahasa indonesia, mempunyai kesamaan dalam bahasa Arab Syair yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Setiap bait terdiri atas emapt larik
2. Setiap larik terdiri atas empat atau lima kata
3. Setiap larik terdiri atas terdiri atas delapan sampai duabelas suku kata
4. Bersajak aaaa
5. Seluruh bait berupa isi
6. Tidak terdapat sampiran
7. Isi syair berupa nasihat,petuah,dongeng,cerita,keagamaan atau kepercayaan.

Perhatikan contoh syair berikut:
          Syair Bidasari
Dengarlah kisah suatu riwayat
Raja di desa negeri Kembayat
Dikarang fakir dijadikan hikayat
Dibuatkan syair serta berniat

Adalah raja sebuah negeri
Sultan Agus bijak berseri
Asalnya baginda raja yang bahari
Melimpahkan pada dagang biaperi   (
pedagang)

Khabarnya orang empunya termasa
Baginda itulah raja perkasa
Tiadalah ia merasa susah
Entahlah kenapa esok dam lusa

Seri paduka Sultan bestari,
Setelah ia sudah beristri
Beberapa bulan beberapa hari
Hamillah putri permaisuri

Demi ditentang duli mahkota                                                               (debu , pergi, berjalan kaki)
Mangkinlah hati bertambah cinta
Laksana mendapat bukit permata
Menentang istrinya hamil serta

Beberapa lama di dalam kerajaan
Senantiasa ia bersuka-sukaan
Datanglah masa beroleh kedukaan
Baginda meninggalkan tahta kerajaan.

Datanglah kepada suatu masa
Melajanglah unggas dari angkasa                                                                    (bin bersayap)
Unggas garuda burung perkasa
Menjadi negeri rusak binasa

Datang menyambar suaranya bahana
Gemparlah sekalian mulia dan hina
Seisi negeri gundah gulana
Membawa dirinya barang ke mana

Baginda pun sedang dihadap orang
Mendengarkan gempar seperti perang
Bertitah baginda raja yang garang
Gempar ini apakah kurang

Demi mendengar titah baginda
Berdatang sembah suatu biduanda                              (hamba raja / suruhan  raja)
Daulat tuanku duli seri pada
Patik sekalian diperhambat garuda                                          (budak belian, hamba)

Setelah baginda mendengarkan sembah
Durja yang manis pucat berubah
Menteri pun bangkit dada ditebah
Bertambahlah baginda hati gelabah                                         (kemenangan)
................................
Tema : Syair Bidasari tersebut mengisahkan Raja Kembayat beserta permaisurinya meninggalkan negaranya karena diserang Garuda,dalam pengembaraannya sang permaisuri melahirkan di hutan, karena tidak sempat membawa anaknya, maka bayi itu pun ditinggalkan di hutan, Beruntung bayi tersebut ditemukan oleh seorang saudagar,dan diberi nama Bidasari, Setelah besar Bidasari dijadikan istri oleh raja Indrapura. Akhirnya diketahui bahwa Bidasari,adalah tidak lain anaknya sendiri.

Amanat Syair :

1. Hendaknya kita jangan sampai melupakan tanggung jwb,walaupun keadaan segenting apapun.
2. Kepada anak ,hendaknya jangan sampai kita lalaikan
3. pikir dahulu sebelum berbuat
4. Hendaknya kita menyayangi anak kita





Unsur itu meliputi tema, isi, pesan, rima, jumlah suku kata, jumlah baris, dan jumlah bait.

Tentukan unsur- unsur syair di bawah ini !
1.    SYAIR PENUTUP MALAM                                      
Malampun telah semakin larut,
cahaya bulan mulai meredup,
bermohon hamba hai pemilik hidup,
janganlah iman kan tercerabut.

Usia hamba makin bertambah,
maut kan datang tak bisa raba,
hamba bermohon hamba menyembah,
bertambah hari bertambah tabah.

Malaikat maut-Mu pasti kan datang,
walau tiada hamba mengundang,
berharap saat mati menghadang,
indah bagi-Mu hamba di pandang.
...........................................
2.              SYAIR TENGAH MALAM II                                           
Tidur-tidurlah wahai sang mata,
jangan membawa hati yang patah,
berharap besok hidup dipinta,
tuk ajarkan ilmu walau sepatah.

Tidur-tidurlah anakku sayang,
besok harapan luas membentang,
bagaikan layar telah terkembang,
hadapi tabah ombak gelombang.

Tidur-tidurlah buah hatiku,
jangan dibawa hati yang pilu,
besok kan masih ada sang waktu,
bahagia telah hadir menunggu.

3.            SYAIR PENUTUP MALAM-III                                           
Heningnya malam semakin terasa,
teringat hamba segala dosa,
tuk istiqamah hamba tak bisa,
didalam hidup tertanam asa.

Wahai Ilahi tujuan hamba,
hanya pada-Mu kami menyembah,
berilah waktu untuk bertaubah,
sebelum malaikat penjemput tiba.

Dimalam ini hamba bermohon,
diri yang lemah mohon dituntun,
supaya kelak sudi Kau himpun,
bersama mereka yang dapat ampun.

4.          SYAIR PENUTUP MALAM  IV                                       

sebagian hamba-Mu telah bersiap tuk bangun tahajud,
udara malam membuat kulit hamba mengeriput,
dan...diri telah berjalan setapak mendekati maut.

Dalam sunyi mencekam airmata mencucur,
betapa hidup hamba kurang bersyukur,
terhadap nikmat-Mu banyaklah kufur,
padahal tiada yang dibawa kelak ke dalam kubur.


Contoh menentukan unsur syair
Syair  malam jum’at



Malam ini malam Jum’at
Saatnya saling memberi taujihat
Ucapan lembut bertabur nasihat
Agar hidup menjadi berkat

Tahukah engkau sebab malas ibadat
Berucap baik kau tak semangat
Tak kuasa berdiri shalat
Apalagi membayar zakat

Itu karena bisikan syaithan terlaknat
Dan kepada Rabb engkau bermaksiat
Bila qalbu tak kau beri obat
Lama-lama jalanmu sesat

Tanpa taqwa dosa melekat
Hati pun kotor menghitam pekat
Karena itu bertobat cepat
Tak tahu kita maut t’lah dekat


Tema                     : keimanan/ ketaqwaan /ketuhanan
 Isi                           : Kegiatan tausyiah pada malam Jum’at untuk saling berwasiat  agar hidup ini  mengan
                                  dung manfaat. Jika seseorang malas beribadah maka tidak bisa mengucapkan perka
                               taan yang baik, sholat pun bermalas-malasan apalagi menunaikan zakat. Semua itu a –
                                  dalah bujukan syaiton yang menjadikan qolbu menuju jalan kesesatan.  Jika seseorang
                                  tidak bertaqwa  maka qolbu semakin kotor, maka segeralah bertobat sebab kematian
                                 akan semakin dekat. 
 Pesan/amanat : 1. Kita harus senantiasa berwasiat tentang kebenaran dan kebaikan  dengan perkataan
                                       Yang baik .  al Asr
                                  2. Kita harus rajin beribadah, terutama sholat dan zakat
                                 3.jangan mengikuti perbuatan syaiton,sesungguhnya syaiton menempuh jalankesesatan
                                 4.Bersegeralah membersihkan hati kita dengan bertobat karena kematian sewaktu –
                                     waktu akan menjemput .

 Rima/sajak     : rima pada pertengahan baris tidak begitu nampak, bersajak aaaa pada akhir baris.
 jumlah suku kata   :  8 – 12  standar persyarataan syair
 jumlah baris            : tiap bait terdiri 4 baris, sudah sesuai syarat syair
 nada/tone               : mengingatkan ,menasihati/memberikan nasihat.



Saat kematian datang dengan cepat
Tahulah kita semua terlambat
Tersiksa dingin wajah memucat
Nyawa pun dicabut oleh malaikat

Masukkah kita mukmin mukminat
Atau terjerembab ke azab dahsyat
Putus asa kita di saat sekarat
Menatap kosong menanti akhirat

Inilah ucapan dan pesan yang singkat
Ku berharap menjadi pengingat
Hidayah itu anugerah dan nikmat
Dari Allah yang penuh rahmat




SYAIR PERAHU


Inilah gerangan suatu madah
mengarangkan syair terlalu indah,
membetuli jalan tempat berpindah,
di sanalah i'tikat diperbetuli sudah

Wahai muda kenali dirimu,
ialah perahu tamsil tubuhmu,
tiadalah berapa lama hidupmu,
ke akhirat jua kekal diammu.

Hai muda arif-budiman,
hasilkan kemudi dengan pedoman,
alat perahumu jua kerjakan,
itulah jalan membetuli insan.

Perteguh jua alat perahumu,
hasilkan bekal air dan kayu,
dayung pengayuh taruh di situ,
supaya laju perahumu itu

Sudahlah hasil kayu dan ayar,
angkatlah pula sauh dan layar,
pada beras bekal jantanlah taksir,
niscaya sempurna jalan yang kabir.



Perteguh jua alat perahumu,
muaranya sempit tempatmu lalu,
banyaklah di sana ikan dan hiu,
menanti perahumu lalu dari situ.

Muaranya dalam, ikanpun banyak,
di sanalah perahu karam dan rusak,
karangnya tajam seperti tombak
ke atas pasir kamu tersesak.

Ketahui olehmu hai anak dagang
riaknya rencam ombaknya karang
ikanpun banyak datang menyarang
hendak membawa ke tengah sawang.

Muaranya itu terlalu sempit,
di manakan lalu sampan dan rakit
jikalau ada pedoman dikapit,
sempurnalah jalan terlalu ba'id.

Baiklah perahu engkau perteguh,
hasilkan pendapat dengan tali sauh,
anginnya keras ombaknya cabuh,
pulaunya jauh tempat berlabuh.

Lengkapkan pendarat dan tali sauh,
derasmu banyak bertemu musuh,
selebu rencam ombaknya cabuh,
La ilaha illallahu akan tali yang teguh.

Barang siapa bergantung di situ,
teduhlah selebu yang rencam itu
pedoman betuli perahumu laju,
selamat engkau ke pulau itu.

La ilaha illallahu jua yang engkau ikut,
di laut keras dan topan ribut,
hiu dan paus di belakang menurut,
pertetaplah kemudi jangan terkejut.

Laut Silan terlalu dalam,
di sanalah perahu rusak dan karam,
sungguhpun banyak di sana menyelam,
larang mendapat permata nilam.

Laut Silan wahid al kahhar,
riaknya rencam ombaknya besar,
anginnya songsongan membelok sengkar
perbaik kemudi jangan berkisar.

Itulah laut yang maha indah,
ke sanalah kita semuanya berpindah,
hasilkan bekal kayu dan juadah
selamatlah engkau sempurna musyahadah.

Silan itu ombaknya kisah,
banyaklah akan ke sana berpindah,
topan dan ribut terlalu 'azamah,
perbetuli pedoman jangan berubah.

Laut Kulzum terlalu dalam,
ombaknya muhit pada sekalian alam
banyaklah di sana rusak dan karam,
perbaiki na'am, siang dan malam.

Ingati sungguh siang dan malam,
lautnya deras bertambah dalam,
anginpun keras, ombaknya rencam,
ingati perahu jangan tenggelam.

Jikalau engkau ingati sungguh,
angin yang keras menjadi teduh
tambahan selalu tetap yang cabuh
selamat engkau ke pulau itu berlabuh.

Sampailah ahad dengan masanya,
datanglah angin dengan paksanya,
belajar perahu sidang budimannya,
berlayar itu dengan kelengkapannya.

Wujud Allah nama perahunya,
ilmu Allah akan [dayungnya]
iman Allah nama kemudinya,
"yakin akan Allah" nama pawangnya.

"Taharat dan istinja'" nama lantainya,
"kufur dan masiat" air ruangnya,
tawakkul akan Allah jurubatunya
tauhid itu akan sauhnya.

Salat akan nabi tali bubutannya,
istigfar Allah akan layarnya,
"Allahu Akbar" nama anginnya,
subhan Allah akan lajunya.

"Wallahu a'lam" nama rantaunya,
"iradat Allah" nama bandarnya,
"kudrat Allah" nama labuhannya,
"surga jannat an naim nama negerinya.

Karangan ini suatu madah,
mengarangkan syair tempat berpindah,
di dalam dunia janganlah tam'ah,
di dalam kubur berkhalwat sudah.

Kenali dirimu di dalam kubur,
badan seorang hanya tersungkur
dengan siapa lawan bertutur?
di balik papan badan terhancur.

Di dalam dunia banyaklah mamang,
ke akhirat jua tempatmu pulang,
janganlah disusahi emas dan uang,
itulah membawa badan terbuang.

Tuntuti ilmu jangan kepalang,
di dalam kubur terbaring seorang,
Munkar wa Nakir ke sana datang,
menanyakan jikalau ada engkau sembahyang.

Tongkatnya lekat tiada terhisab,
badanmu remuk siksa dan azab,
akalmu itu hilang dan lenyap,
tanpa ada tujuan yg tetap,

Munkar wa Nakir bukan kepalang,
suaranya merdu bertambah garang,
tongkatnya besar terlalu panjang,
cabuknya banyak tiada terbilang.

Kenali dirimu, hai anak dagang!
di balik papan tidur telentang,
kelam dan dingin bukan kepalang,
dengan siapa lawan berbincang?

La ilaha illallahu itulah firman,
Tuhan itulah pergantungan alam sekalian,
iman tersurat pada hati insan,
siang dan malam jangan dilalaikan.

La ilaha illallahu itu terlalu nyata,
tauhid ma'rifat semata-mata,
memandang yang gaib semuanya rata,
lenyapkan ke sana sekalian kita.

La ilaha illallahu itu janganlah kaupermudah-mudah,
sekalian makhluk ke sana berpindah,
da'im dan ka'im jangan berubah,
khalak di sana dengan La ilaha illallahu.

La ilaha illallahu itu jangan kaulalaikan,
siang dan malam jangan kau sunyikan,
selama hidup juga engkau pakaikan,
Allah dan rasul juga yang menyampaikan.

La ilaha illallahu itu kata yang teguh,
memadamkan cahaya sekalian rusuh,
jin dan syaitan sekalian musuh,
hendak membawa dia bersungguh-sungguh.

La ilaha illallahu itu kesudahan kata,
tauhid ma'rifat semata-mata.
hapuskan hendak sekalian perkara,
hamba dan Tuhan tiada berbeda.

La ilaha illallahu itu tempat mengintai,
medan yang kadim tempat berdamai,
wujud Allah terlalu bitai,
siang dan malam jangan bercerai.

La ilaha illallahu itu tempat musyahadah,
menyatakan tauhid jangan berubah,
sempurnalah jalan iman yang mudah,
pertemuan Tuhan terlalu susah



.
Syair Perahu merupakan salah satu dari jenis­-jenis syair yang berkenaan dengan agama ciptaan Hamzah Fansuri yang hidup pada pertengahan kurun yang kedua Masehi ke XVI di negeri Acheh di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda Mahkota Ala



Kita akan diangkut oleh ‘kendaraan perpisahan’ (baca: keranda kematian)
Yang harus diusung dengan langkah kaki dan derasnya air mata kesedihan
(Meski) dunia terus mengajak kita, menikmati keindahannya
Dan kalianlah sahabat-sahabatku, sebaik-baik keindahannya
آهٍـ يَا إخْوَتِي بُـعدُكم لا يُراد
كيف أنسى أخي كيف يحلو الرقاد


Sahabat-sahabatku… Jauhnya kalian (karena kematian), tak mungkin diharapkan lagi
Bagaimana kan kulupakan sahabatku, bagaimana pula tidur indah kan kunikmati
دمْعُ عَيْنِي جرَى واستطَالَ السَّوَاد
يا إلَهَ الوَرَى اُلْطُفَنْ بِالعِـبَاد
Linangan air mataku terus mengalir (karenanya), hingga hitamnya garis mata tampak memanjang
Ya Tuhan alam semesta, berilah seluruh hamba-Mu lembutnya kasih sayang
دُنْيَانَا يَالَهَا تَجْرِي مَجْرَى السَّحَاب
وَهْيَ تَسْعَى بِنَا نَحْوَ يَوْمِ الْحِسَاب
Lihatlah dunia kita, ia lari seperti larinya awan
Dia berlari bersama kita, menuju hari perhitungan
إِخْوَتِي رَدِّدُوا صَوْتَكُم مُسْتَطَاب
لَسْنَا نَرْجُو سِوَى دَعْوَةً لِلصِّحَاب
( Seakan sahabat kita yang meninggal itu mengatakan: )
Sahabat-sahabatku, teruslah dengan suara kalian yang baik (dan penuh berkat)
Kami tidak mengharapkan, melainkan doa (kebaikan) untuk para sahabat
إخوتي عاهِدوا اللهَ فوق السَّمَاء
أن يكونَ لنا في القريبِ لِقاء
Sahabat-sahabatku.. berjanjilah kepada Allah yang berada di atas langit
Bahwa kita akan berjumpa dalam waktu dekat
إخوتي عاهِدوا اللهَ فوقَ السماء
أن يَرى كَفَّكم ضارِعًا بالدُّعاء
Sahabat-sahabatku… berjanjilah kepada Allah yang ada di atas langit sana
Untuk melihat tangan kalian, menunduk dengan doa (untuk kita)


Embuh Judule
Kau meminta padaku sepenggal kata
Namun aku berikan cerita
Ku meminta padamu seberkas cahaya
Namun engkau berikan kegelapan

Hanya kenangan yang tersisa
Hanyut dalam sepenggal kisah
Hingga kerapuhan terasa
Kerinduan memaksa
Tiada sekejap ku terdiam
Tiada sempat ku merasakan
Ku menanti namun engkau menghilang
Tanpa bahasa

kau sellau mengira ku tak merindumu
Namun aku slalu disisimu
Ku slalu mengira kau mengharapkanku
Namun engkau tak pernah rindukanku

aku tak mau bertemu kamu
yang selalu menggangguku
buat hariku tak menentu
aku benci kamu

namun hatiku jadi rindu
ingat kelakuan nakalmu
ini semua terasa lucu
aku rindu kamu

dag dig dug hatiku
dag dig dug hatiku
dag dig dug hatiku


cinta cinta cinta tlah datang padaku
malu malu malu ku akui itu
tapi tapi kamu tlah menawan hatiku
cintaku bersemi di putih abu-abu

aku tak mau bertemu kamu
yang selalu menggangguku
buat hariku tak menentu
aku benci kamu

namun hatiku jadi rindu
ingat kelakuan nakalmu
ini semua terasa lucu
aku rindu kamu

cinta cinta cinta tlah datang padaku
malu malu malu ku akui itu
tapi tapi kamu tlah menawan hatiku
cintaku bersemi di putih abu-abu

dag dig dug hatiku (dag dig dug hatiku)
dag dig dug hatiku (dag dig dug hatiku)
dag dig dug hatiku (dag dig dug dag dig dug)

cinta cinta cinta tlah datang padaku
malu malu malu ku akui itu
tapi tapi kamu tlah menawan hatiku
cintaku bersemi di putih abu-abu (2x)

Perpisahan
Detik waktu semakin berlalu
Berjuta kisah tlah terukir antara kau dan aku
Di sini, di  tempat ini dan dalam hidup ini
Aku merasa beruntung telah dapat mengenalmu selama ini

NAmun kini, detik perpisahan telah menghampiri kita
Bagaikan hantaman badai di samudra saat ku harus berpisah denganmu
BAgaikan bumi tanpa kehidupan bila  tak dapat lagi melihat senyuman mu
Dan bagaikan denyut nadi yang membeku saat ku tahu harus perpisah denganmu

Hati ini semakin hampa tanpa hadirmu lagi disini
Aku tak pernah tahu, apakah aku sanggup lalui hari hariku tanpa hadirmu
Atau justru aku akan semakin jatuh dan terpuruk dalam lautan kehampaan.
Namun, aku akan tetap berusaha tegar di depan matamu, dengan tidak menghiraukan rasa pedihku.

Wahai kakak kakak dan abang abangku
Senyumanmu tlah hiasi hari hariku selama ini
Ilmumu juga telah mewarnai galaksi kehidupanku
Aku bangga telah mengenal sesosok orang setegarmu

Aku juga bangga telah dapat mempelajari seluk kehidupanmu
Mempelajari cara untuk selalu tegar
Cara untuk selalu mengukir senyuman walau kadang sebenarnya kau sedang perih
bahkan bagaimana cara untuk cermati cobaan dengan semangat yang membara

Wahai kakak kakak dan  abang abangku
Ku kan coba  ikhlaskan langkahmu untuk menjadi lebih maju lagi
Aku akan selalu tersenyum tegar untuk iringi perjuanganmu
Tapak kaki ini pun akan selalu setia untuk menunggu kepulanganmu kembali di sini

Teruslah melangkah untuk nusa dan bangsa
Perjuanganmu menjadi tanduk harapan bangsa
Untuk hantarkan dunia ke tampuk kemakmuran
Dan menjadi perisai kekuatan dunia






PERPISAHAN SEKOLAH

setiap pagi hingga siang hari
ku habisikan waktu mudaku di sekolah ini
belajar huruf dan angka penuh arti
matematika,kimia,fisika,hingga biologi
ekonomi,geografi,antropologi,hingga sosialogi

KENANGAN DAN KENYATAAN

terdaim merenung sendu
ku bersenandung rindu
terbayang perjalanan waktu
sebuah kisa masa lalu

tiada lagi nyanyian surga
tiada lagi menghibur lara
tiada lagi damai dalam jiwa
hanya ada bintang penuh derita



Ebiet G Ade – Nyanyian Rindu
Posted on March 8, 2012 by Lagu Lawas


coba engkau katakan padaku
apa yang seharusnya aku lakukan
bila larut tiba wajahmu terbayang
kerinduan ini semakin dalam
gemuruh ombak di pantai kuta
sejuk lembut angin di bukit kintamani
gadis-gadis kecil menjajakan cincin
tak mampu mengusir kau yang manis
bila saja kau ada di sampingku
sama-sama arungi danau biru
bila malam mata enggan terpejam
berbincang tentang bulan merah ooh du d
coba engkau dengar lagu ini
aku yang tertidur dan tengah bermimpi
langit-langit kamar jadi penuh gambar
wajahmu yang bening sejuk segar
kapan lagi kita akan bertemu
mesti hanya sekilas kau tersenyum
kapan lagi kita nyanyi bersama
tatapanmu membasuh luka ooh





Masih Cinta - Kotak


Tik tik tik waktu berdetik
Tak mungkin bisa kuhentikan
Maumu jadi mauku
Pahit pun itu ku tersenyum

Kamu tak tahu rasanya hatiku
Saat berhadapan kamu

Tik tik tik air mataku
Biar terjatuh dalam hati
Mauku tak penting lagi
Biar kubuat bahagiamu

Kamu tak tahu rasanya hatiku
Saat berhadapan kamu
Kamu tak bisa bayangkan rasanya
Jadi diriku yang masih cinta

Kamu tak tahu hancurnya hatiku
Saat berhadapan kamu
Kamu tak bisa bayangkan rasanya
Jadi diriku yang masih cinta



Musikalisasi Puisi IX/1

Pengertian Musikalisasi puisi
Musikalisasi puisi adalah puisi yang di nanyikan sehingga seorang pendengar yang  kurang paham menjadi paham, yang tidak bisa menggambarkan sebuah isi puisi bisa tau isi puisi tersebut. Dengan mengkoloborasikan antara sastra dan musik.
Cara proses dari puisi menjadi Musikalisasi puisi :
  1. Baca Puisi.
  2. Pahami isi puisi
  3. jika sudah mengetahui isi puisi, coba mencari nada sesuai isi puisi (nada sedih, senang, kemerdekaan dll)
  4. setelah melakukan kedua tersebut satukan puisi yang kita baca dengan musik.
  5. Musik harus sesuai dengan isi puisi agar pendengar paham dengan isi puisi karna itulah tujuan Musikalisasi puisi.

Musik Puisi adalah genre seni dalam seni pertunjukkan yang merupakan hasil kolaborasi antara penyajian puisi dan musik.
Musik Puisi bisa dibedakan menjadi 3 (tiga) kategori:
  1. Musikalisasi Puisi: puisi yang disajikan secara musikal
  2. Lagu Puisi: puisi yang dilagukan
  3. Pembacaan Puisi dengan Iringan Musik

Musikalisasi Puisi

TUHAN
Tuhan,
Tuhan Yang Maha Esa
Tempat aku meminta
Dengan segala doa
Tuhan
Tempat aku berteduh
Di mana aku mengeluh
Dengan segala keluh
Aku jauh Engkau jauh
Aku dekat Engkau dekat
Hati adalah cermin
Tempat pahala dan dosa berpadu

Kebyar  kebyar – G0mbloh
Indonesia ...Merah Darahku,
Putih Tulangku
Bersatu Dalam Semangatmu
Indonesia ...Debar Jantungku,
Getar NadikuBerbaur Dalam Angan-anganmu
Kebyar-kebyar, Pelangi Jingga
Biarpun Bumi Bergoncang
Kau Tetap Indonesiaku
Andaikan Matahari Terbit Dari Barat
Kaupun Tetap Indonesiaku
Tak Sebilah Pedang Yang TajamDapat Palingkan Daku Darimu
Kusingsingkan LenganRawe-rawe RantasMalang-malang Tuntas
Denganmu ...
Indonesia ...Merah Darahku, Putih Tulangku
Bersatu Dalam Semangatmu
Indonesia ...Debar Jantungku, Getar Nadiku
Berbaur Dalam Angan-anganmu
Kebyar-kebyar, Pelangi Jingga
Indonesia ...Merah Darahku, Putih Tulangku
Bersatu Dalam Semangatmu
Indonesia ...Nada Laguku, Symphoni Perteguh
Selaras Dengan Symphonimu
Kebyar-kebyar, Pelangi Jingga 


Bekibarlah bendera negeriku
Berkibarlah engaku didadaku
Tunjukkanlah kepada dunia
Semangatmu yang panas membara
Daku ingin jiwa raga ini
Selaras dan keanggunan
Daku ingin jemariku ini
Menuliskan kharismamu
Berkibarlah bendera negeriku
Berkibar di luas nuansamu
Tunjukkanlah kepada dunia
Ramah tamah budi bahasamu
Daku ingin kepal tangan ini
Menunaikan kewajiban oh..
Putera bangsa yang mengemban cita
Hidup dalam kesatuan


(Taufik Ismail)
Lagukan puisi tersebut! Ya, puisi di atas dapat dinyanyikan seperti kelompok musik Bimbo yang memopulerkan lagu tersebut.

1. Pemilihan materi puisi
Pilihlah puisi yang memiliki panjang baris sama atau hampir sama. Pertimbangkan permainan kata yang berupa rima dan irama yang indah dalam puisi tersebut.
Contoh : Tuhan Yang Maha Esa
Tempat aku meminta
Dengan segala doa
2. Pemilihan nada yang sesuai
Untaian nada pada sebuah lagu akan memberikan efek suasana bagi yang menikmatinya. Selain itu, irama dalam menyanyikan lagu tersebut juga memiliki andil dalam membentuk suasana lagu. Bandingkan saja antara lagu Maju Tak Gentar dan Halo Bandung dengan lagu Syukur dan Mengheningkan Cipta. Apa yang membuat lagu tersebut memiliki suasana yang berbeda? Ya, pembedanya adalah nada dan irama’

Pengarang: Ratrya Khansa Amira
Saat ku menyerah
Aku coba sampai bisa
Saat ku putus asa
Aku coba berlatih keras
Saat aku kebingungan
Kucoba untuk bertanya
Saat aku bersemangat
Semangatku menyala nyala
Kucoba semua
Demi masa depanku
Hasilnya tak terkira
Aku bisa!
Aku bisa
kalau aku berusaha
Apapun yang terjadi,
aku pasti bisa!
Pengarang: Anonim
Tidak habis pikir mata ini memandang
Pesona keindahan alam begitu terbentang
Barisan bukit – bukit nampak begitu indah
Bentangan samudra nan kaya hasil laut,
hamparan hutan begitu menyegarkan udara
Namun kulihat kini dimana keberadaanmu ?
Kenapa engkau semakin tiada
Hutan – hutan banyak yang digunduli
Laut – laut banyak yang tercemar
Kawasan persapan banyak dijadikan perumahan
Apakah memang bumi Indonesia telah rusak ?
Wahai manusia Indonesia, Ada apa dengan sikapmu ?
Kenapa kau di luar batas ?
Perilakumu begitu menghancurkan alam ini
Lihatlah, tataplah dan pandanglah
Alam Indonesia kini sedang bersedih
Pengarang: Anonim
Di tengah gemerlapan cahaya
Diantara tarian-tarian malam
Mereka terlena dan lupa
Atau sengaja lupa akan budaya bangasa
Tertutup oleh pesona luar
Yang bukan milik kita
Wahai ………..anak bangsa
Dengar……… dengarkanlah
Sisihkan hati untuk negeri ini
Cintailah budaya sendiri
Sebenarnya kita punya banyak pesona
Pesona yang dapat dibanggakan
Inilah budaya daerah, budaya bangsa
Wahai…….bangsaku
Bangunlah dari tidur lelapmu
Hapuskanlah dari mimpi-mimpi kosongmu
Berjuanglah !
Jangan biarkan budaya dicuri negeri orang
Ia butuh perhatian
‘tuk diperjuangkan dan dilestarikan
Agar tetap jadi milik bangsa
Bangsa yang besar
Bangsa indonesia


Pengarang: Awaliya Nur Ramadhana
Negaraku Cinta Indonesia
Nasibmu Kini Menderita
Rakyatmu Kini Sengsara
Pemimpin Yang Tidak Bijaksana
Apakah Pantas Memimpin Negara 
Yang Aman Sentosa
Oh Indonesia Tumpah Darahku
Apakah Belum Terbit,
Seorang Pemimpin Yang Kita Cari
Apakah Rasa Kepemimpinan Itu 
Masih Disimpan Di Nurani
Tertinggal Di Lubuk Hati
Tak Dibawa Sekarang Ini 
Rakyat Membutuhkanmu
Seorang Khalifatur Rasyidin
Yang Setia Dalam Memimpin
Menyantuni Fakir Miskin
Mengasihani Anak Yatim
Kami Mengharapkan Pemimpin
Yang Soleh Dan Solehah
Pengganti Tugas Rasulullah
Sebagai Seorang Pemimpin Ummah
Yang Bersifat Siddiq Dan Fatanah
Andaikan Kutemukan
Seorang Pemimpin Dunia
Seorang Pemimpin Agama
Seorang Pemimpin  Indonesia
Hanya Allah Yang Mengetahuinya





indeks IX/1

INDEKS BUKU Kls IX/1
Pengertian Indeks :
Indeks ialah suatu daftar kata-kata penting dalam suatu buku, dimana tercantum setelah daftar rujukan sebelum lampiran-lampiran (jika ada), atau biasanya juga terdapat pada halaman akhir buku.
  • Indeks adalah daftar kata atau istilah penting yang terdapat dalam buku bacaan.
  • Indeks adalah daftar kata atau istilah penting yang disusun secara alfabetis.
  • Indeks adalah daftar topik, nama orang, tempat dan sebagainya buku atau seri buku menunjukan tempat istilah tersebut dimuat dalam buku. Lazimnya disertai dengan nomor .
Fungsi indeks adalah :
1. Mempermudah pembaca memahami suatu kata yang belum dimengerti.
2. Mempercepat pembaca ketika ingin menemukan suatu topik pembicaraan.
Jenis-jenis Indeks :
1. indeks subjek : adalah indeks yang merujuk pada suatu topik
contoh : K
Korupsi 28
Krisis ekonomi 30
Krisis sosial 30
2. indeks nama : adalah indeks yang merujuk kepada nama nama pengarang atau pemilik teori yang disebut dalam buku.
Contoh : A
Abraham 281
Aji 287
Anwar, Chairil 290
Dalam penyajiannya, indeks subjek juga disajikan secara terpisah (sendiri-sendiri), adapula yang disajikan menjadi satu (digabung) dengan nama indeks saja.
Membaca Memindai Indeks
Membaca cepat dengan teknik memindai (scanning) dapat memanfaatkan Indeks. Ketika membaca Indeks, kamu harus terampil, teliti dan cermat dalam mencatat isi informasi, yang terdapat pada setiap halaman yang dirujuk.
Cara memanfaatkan indeks buku.
Langkah-langkah menggunakan indeks :

1. Tetapkan subjek/ nama pengarang yang akan dicari!
2. Kemudian bukalah daftar indeks!
3. Berdasarkan petunjuk nomor halaman, segerelah mencari ke nomor halaman yang ditunjuk tersebut.
4. Dalam halaman itu, akan ditemukan subjek/ nama pengarang yang dicari, subjek itu ada yang disebut hanya di satu halaman dan ada juga yang disebut di beberapa halaman.

Indek B. Indonesia

Asma Nadia 9, 15
B
berdiskusi 21
C
ceriwis 3
cerpen 1, 3, 8, 9, 15, 16, 17, 23, 24, 25, 27, 34, 35, 37, 42, 43, 46, 47, 48, 86, 163, 170,
171, 172, 175, 176
Chairil Anwar 21
D
dialog interaktif 1, 2, 3, 6, 7, 8, 23, 24, 149
E
ejaan laporan 25, 27, 31
G
gagasan artikel 161
H
huruf kapital 20, 27, 31, 32, 33, 46, 47, 48
I
iklan baris 85, 86, 87, 89, 95, 96
J
juragan haji 81
K
kalimat efektif 68, 69, 82
kalimat laporan 63
karakteristik 36
Kick Andy 3
komentar 1, 3, 6, 8
kritikan dan pujian 44, 49, 51, 59
L
laporan 6
latar 3, 9, 16, 24, 25, 27, 34, 35, 43, 46, 100, 107, 179, 182, 192
Luka Telah Menyapa Cinta 9, 15, 16

Indeks IPA

Adaptasi fisiologi 53, 54, 56, 69
Adaptasi morfologi 54, 55, 69, 72
Adaptasi tingkah laku 54, 56, 69
Aeroponik 100, 101, 104, 106
Albuminuria 7, 13
Alzheimer 31, 45
Anosmia 31, 46
Anuria 1, 10, 12
Arus listrik 121, 122, 123, 124, 125, 126, 127,
129, 130, 131, 133, 136, 138, 139, 140
Asteroid 177, 178, 180, 181, 186, 187, 199, 201
Atmosfer 177, 179, 182, 183, 185, 186, 187, 188,
189, 190, 191, 192, 194, 195

Indeks IPS
Agresi Militer 34
A. Giddens 255
Akulturasi 69, 71
Albert Gailort Harta 82
Alfred Lothar Wagener 172
ASEAN 137, 138, 139, 140, 141, 143, 149,
150, 151, 161, 163, 165, 167, 241, 242, 243,
244, 250, 251, 268
B
Barter 80, 81, 99
Bank 89, 90, 91, 92, 93, 94, 108, 110, 111
Benua 170, 172, 173, 174, 175, 176, 177, 178,
179, 181, 182, 183, 184, 185, 186, 189, 190,
191, 192, 193, 194, 195
BPUPKI 26
C
Cohen 255
Cultural lag 63
D
Devisa 4
Demokrasi liberal 46, 56
Dekrit presiden 50, 51, 56
Demokrasi terpimpin 51, 52, 53, 56
D.H. Robertson 82
Discovery 66
Difusi 69, 70, 71
DI/TII 205, 207, 215
Donals R. Gressey 73